Mohon tunggu...
Ngurah Arya
Ngurah Arya Mohon Tunggu... ASN -

#sebarkansenyum #berusahaselalusehat #selalumengalir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Krematorium Santha Yana, Tempat Ngaben Alternatif

1 Oktober 2017   07:34 Diperbarui: 1 Oktober 2017   08:05 4741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pasti mengenal istilah banyak jalan menuju roma. Misalnya kita mau jalan pergi menuju Jakarta, biasanya menggunakan pesawat, alternatif lain tentu bisa kita memakai jalur laut atapun darat.

Begitu pula bagi Umat Hindu di Bali, dalam hal Ngaben. Ngaben adalah hal penting dalam agama Hindu. Menurut  Hindu, jasad manusia terdiri dari badan kasar (fisik) dan badan alus (roh). Badan kasar dibentuk oleh lima unsur yang dikenal dengan Panca Maha Bhuta, yang terdiri dari pertiwi (tanah), apah (air), teja (api), bayu (angin), serta akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia yang kemudian digerakkan oleh roh. 

Ketika umat Hindu meninggal, yang mati sebetulnya hanyalah jasadnya saja, sementara rohnya tidak. Oleh sebab itu, untuk menyucikan roh tersebut diperlukan Upacara Ngaben atau Upacara Pembakaran Jasad untuk memisahkan antara jasad kasar dan roh tersebut. Upacara ngaben dapat juga dilihat sebagai upaya untuk mengantarkan roh menuju kembali kepada-NYA.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Umumnya Ngaben dilaksanakan pada tempat khusus, yang disebut Setra (baca  : Kuburan). Setra ada pada setiap wilayah Desa Adat di Bali. 

Upacara ngaben melibatkan banyak hal yaitu keluarga, anggaran biaya untuk ngaben, Banjar (semacam Rukun Tetangga/RT), jadwal upacara di banjar, hubungan sosial dengan krama (warga) lain, hari baik dan lain-lain. Bila seseorang meninggal, kadang tidak bisa langsung diaben karena beberapa alasan di atas. Bila tak langsung diaben, jenazahnya sementara dikubur di setra dimana warga yang meninggal dalam wilayah desa adatnya. 

Seiring perkembangan jaman menuju era milenial, muncul alternatif baru guna mengantarkan roh kembali kepada-NYA melalui kremasi yang digagas oleh Warga Pasek (klan) sebagai kelompok warga terbesar di Bali. Tempat kremasi tersebut diberi nama Krematorium Santha Yana. Santha Yana artinya jalan damai. Lokasinya di daerah Denpasar Utara, Jalan Antasura Denpasar.

Umat Hindu yang melaksanakan Ngaben dengan Kremasi di Krematorium Santha Yana, karena berbagai alasan. Ada dengan alasan  konflik warga memperebutkan hak menggunakan setra/kuburan. Konflik antar desa adat di Bali memang kadang terjadi. Seringkali disebabkan sengketa status warga adat atau persoalan lain. Memang dalam kehidupan sosial bermasyarakat wajar ada konflik. 

Dengan adanya Krematorium Santha Yana menjadi salah satu resolusi konflik yang sering terjadi. Salam damai...

Denpasar, 01102017

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun