Mohon tunggu...
ngopi dulu
ngopi dulu Mohon Tunggu... -

Senang ngobrol hal2 yang ringan aja, karena otak nggak nyampe untuk dipakai mikir yang terlalu berat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kita Semua Menuju ke Arah Kekacauan!!

2 Januari 2010   01:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:40 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukum termodinamika adalah hukum yang sangat penting untuk memahami alam dan energi. Namun hukum ini tidak terlalu mudah untuk dijabarkan dengan bahasa sehari-hari. Walaupun demikian, saya berusaha untuk menuliskan konsep tentang hukum kedua termodinamika di artikel ini. Saya membagi menjadi dua tulisan, dan tulisan ini merupakan bagian pertama.

Saya akan mulai tulisan ini dengan pertanyaan paling bodoh sedunia. Kita tentunya sering melihat orang membangun istana pasir di pantai. Tentunya bangunan pasir itu tidak bertahan lama. Disapu ombak sedikit pun akan langsung runtuh dan tidak berbentuk lagi. Pertanyaannya: Kita sering melihat istana pasir rubuh, tetapi mengapa kita tidak pernah melihat pasir di pantai yang tiba-tiba membuat bentuk istana dengan sendirinya? Mengapa pula kita sering melihat gelas pecah, tapi tidak pernah melihat pecahan gelas membentuk gelas lagi dengan sendirinya? Kenapa rumah yang tidak pernah dirawat akan runtuh dengan sendirinya?

Bagi yang menganggap pertanyaan di atas sebagai pertanyaan paling bodoh sedunia, saya tidak menyalahkan anda. Lagipula sudah saya peringatkan sebelumnya kan :)? Tapi terkadang (walaupun tidak semua!) teori dalam ilmu alam dimulai dari pengamatan sederhana.

Kembali lagi ke kasus-kasus di paragraf sebelumnya, sebenarnya itu semua adalah contoh bahwa di alam semesta ini ada proses yang tidak dapat dibalik (irreversible). Istana pasir yang telah susah payah dibangun bisa jadi akan runtuh dengan sendirinya, baik diterjang ombak, ataupun saat pasirnya mengering sehingga tidak lagi lengket satu sama lain. Demikian juga dengan gelas, sekali gelas itu pecah, maka tidak akan kembali utuh lagi, kecuali kita mengeluarkan usaha untuk membetulkannya. Seolah-olah apapun yang kita buat di alam ini akan mudah sekali hancur? Benar! Apapun yang kita buat akan mudah sekali hancur dan kembali ke asalnya. Pertanyaan di atas terdengar bodoh, karena semua ini sudah bagian dari hukum alam yang kita amati sehari-hari. Kita semua menganggap kejadian itu sangat lumrah, taken for granted, dan kita tidak merasa perlu mempertanyakannya kembali. Padahal di balik kejadian inilah bersembunyi salah satu konsep penting dalam ilmu alam.

Mengapa proses-proses yang saya sampaikan di atas semuanya tidak dapat dibalik? Di sini saya akan memperkenalkan satu kagu konsep penting yang disebut dengan "kekacauan", atau dalam fisika disebut sebagai entropi. Apapun di alam ini bisa dilihat dari tingkat kekacauan atau tingkat entropinya. Mari kita lihat contohnya. Gelas pecah memiliki tingkat kekacauan yang lebih tinggi dibandingkan gelas utuh. Ini jelas sekali. Pasir pantai yang berbentuk istana tentunya memiliki tingkat kekacauan yang lebih rendah dibanding pasir yang terhampar begitu saja. Rumah yang roboh memiliki tingkat kekacauan lebih tinggi dibanding rumah yang masih berdiri tegak. Mudah bukan?

Satu hal lagi yang menarik adalah, alam yang kita tempati ini ternyata senantiasa bergerak ke arah kekacauan!! Dalam bahasa ilmiah, alam semesta selalu bergerak dari tingkat entropi rendah ke tingkat entropi yang lebih tinggi. Tidak percaya? Saya tidak menyalahkan anda apabila TIDAK percaya, apalagi melihat alam kita yang indah, jauh dari yang kita sebut sebagai kekacauan :). Bagaimana dengan bunga yang indah, hewan-hewan seperti lebah misalnya bisa menciptakan sarang yang bentuknya begitu teratur, hutan dan tanaman, yang semuanya enak dilihat. Terlebih lagi, kita sendiri bisa membangun gedung yang tinggi, kota-kota yang teratur, dan sebagainya. Bagaimana menjelaskan semua itu kalau alam semesta selalu bergerak ke arah kekacauan??

Ya sudah, saya mengaku salah. Karena itu pernyataannya saya modifikasi sedikit: Dalam suatu sistem tertutup, sistem tersebut akan selalu bergerak ke arah kekacauan.

Loh, kok malah tambah membingungkan? Apa pula yang disebut dengan sistem tertutup?

Apapun bisa dijelaskan dengan contoh, karena itu mari berandai-andai kita punya suatu ruangan. Di dalam ruangan itu ada meja-kursi kayu, buku-buku, rak buku dari besi. Apabila ruangan itu saya kunci dan saya biarkan selama bertahun tahun, apakah yang akan terjadi? Tidak sulit untuk menebaknya: kayu akan lapuk, buku menguning, rak besi akan berkarat hingga suatu saat semuanya akan jebol. Pokoknya jadi berantakan, dan semua itu terjadi dengan sendirinya!! Apabila kita kaitkan dengan teori kekacauan (entropi), maka mudah saja menyimpulkan ruangan tertutup itu bergerak dengan sendirinya menuju ke arah tingkat kekacauan yang lebih tinggi.

Sekarang, daripada ruangannya saya kunci, saya ubah perlakuannya. Setiap hari saya akan masuk ke ruangan itu dan saya bersihkan. Rak buku saya cat setiap enam bulan sekali supaya tidak berkarat. Kayu-kayu juga saya lapisi vernis supaya tidak lapuk. Apa yang akan terjadi? Sampai berpuluh-puluh tahun pun ruangan itu akan tetap bagus seperti semula karena saya rawat setiap hari. Nah di sini tentunya ruangan itu tidak bergerak ke arah kekacauan. Tapi jangan lupa: ruangan ini bukan lagi sistem tertutup, karena saya setiap hari mondar-mandir keluar-masuk di situ!!

Apa yang menarik di sini? Ternyata kekacauan bisa dihindari dengan cara mengintervensi ruangan itu (menjadi sistem yang tebuka, tidak lagi tertutup), dan bahkan saya bisa membuat tingkat kekacauan ruangan itu berkurang.  Misalnya saja saya juga melukis tembok ruangan itu supaya lebih indah, terus saya membuat patung untuk saya letakkan di dalam ruangan itu, bukankah ruangan itu jadi lebih rendah lagi kekacauannya? Pokoknya selama ruangan itu tidak dikunci, bukankah apapun bisa?? Benar sekali!! Hukum kekacauan ini memang hanya berlaku di sistem (dalam kasus ini ruang) tertutup. Apabila terbuka, maka tidak berlaku lagi. Hanya saja, perlu diingat bahwa dalam setiap kontrak apapun selalu ada fine print, tulisan dengan huruf kecil-kecilyang bisa menjebak anda apabila tidak berhati-hati. Demikian pula dengan hukum kekacauan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun