Mohon tunggu...
Angga Ardiyansyah
Angga Ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pekerja Bebas

Seorang mahasiswa yang mencoba mencurahkan pemikiran dan mengabadikan hidup, pengalaman hingga opini melalui tulisan dengan sejelas mungkin. Semoga tulisan yang dihasilkan dapat dicerna dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenang W.R. Soepratman Melalui Museumnya di Surabaya

3 Juli 2022   13:10 Diperbarui: 3 Juli 2022   13:12 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Luar Museum W.R. Soepratman (Sumber: Doc pribadi)

Tak terasa 1 bulan lagi kita memasuki bulan kemerdekaan Indonesia. Pada bulan kemerdekaan Indonesia, seringkali dimeriahkan dengan berbagai kegiatan tradisi dari yang sederhana seperti lomba agustusan hingga upacara secara nasional. 

Pada saat upacara kemerdekaan maupun di luar upacara kemerdekaan, kita pasti sudah tidak asing dengan lagu kebangsaan kita yaitu lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R.Soepratman dan diperkenalkan pertama kali pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. 

Hal ini yang menjadi cikal bakal lagu kebangsaan Indonesia yang telah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 dan terus dikumandangkan hingga saat ini, terutama pada saat upacara sekolah.

Namun, kini saya tidak akan membahas sejarah kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, ada baiknya kita mengenang kembali perjuangan W.R. Soepratman selaku pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya dan beberapa lagu nasional lainnya melalui museum W. R.Soepratman yang terletak di Jl. Mangga No.21, Tambaksari, Kec. Tambaksari, Kota SBY, Jawa Timur.

Sejarah Museum W.R. Soepratman

Museum W.R. Soepratman diresmikan pada 10 November 2018 (Hari Pahlawan) oleh walikota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini (sekarang Menteri Sosial RI). Museum ini menampilkan sejarah kehidupan sang pencipta lagu Indonesia Raya yaitu Wage Rudolf Supratman (W.R. Soepratman). 

Bangunan dari museum W.R. Soepratman sendiri merupakan hasil ambil alih rumah tinggal kakak beliau yakni Roekiyem Soepratijah dan kakak ipar Willem Martinus Van Eldik, dimana Wil Van Eldik ini sebagai guru musik dari W.R Soepratman saat beliau di Makassar. Rumah tersebut kini dijadikan museum WR. Soepratman oleh pemerintah kota Surabaya.

Rumah tersebut juga menjadi tempat persembunyian W.R Soepratman di tahun sembilan belas tiga tujuh (1937) dan wafat sembilan belas tiga delapan (1938). Dahulu W.R. Soepratman tinggal di kamar bagian depan. 

Kamar bagian depan terbilang unik karena tidak ada akses masuk dari kamar tersebut selain dari jendela depan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengelabui aparat Hindia Belanda pada masa kemerdekaan. 

Jadi, W.R. Soepratman ini menumpang dalam artian itu bersembunyi dikejar oleh orang Belanda gitu. Sehingga wafat di rumah ini, maka disini sebelum jadi museum sudah dinyatakan Cagar Budaya. Setelah itu tahun dua ribu delapan belas (2018) ada peresmian oleh Pemkot Surabaya dengan dijadikan museum untuk umum termasuk anak pelajar.

Selain itu museum ini juga sebelumnya tempat W.R. Soepratman beraktivitas dan menciptakan lagu. Selain lagu Indonesia Raya, ia menciptakan 11 lagu. Salah satu ciptaan lagunya yang terkenal yaitu lagu RA Kartini.

Bentuk rumah ini pun masih tetap dibuat sama seperti zaman dahulu dengan aksen tempo dulu yang khas. Biasanya, pengunjung akan berfoto di spot depan patung W.R. Soepratman yang berada di halaman depan rumah. Ada banyak spot foto menarik di tempat ini dengan nuansa vintage atau zaman dulu.

Koleksi dalam Museum W.R. Soepratman

Terdapat banyak koleksi-koleksi yang berkaitan dengan W.R. Soepratman, yang dimana kebanyakan merupakan koleksi replika meskipun ada beberapa juga yang asli. 

Di museum tersebut, dahulunya ada banyak koleksi asli termasuk naskah pertama yang ditulis oleh W.R. Soepratman. Sebagian lagi diambil dari Museum Sumpah Pemuda Jakarta. 

Selain itu juga terdapat silsilah, dimana silsilah ini sumbangan dari keluarga. Meskipun W.R. Soepratman ini belum menikah, tapi keluarga menyimpan silsilah beliau sehingga diserahkan kepada Dinas Pariwisata, meminta agar diletakkan di museum ini. Agar masyarakat tidak salah pemahaman.

Akan tetapi, hingga saat ini koleksi yang terdapat pada museum tersebut merupakan replika/duplikasi. Koleksi-koleksi yang asli itu disimpan oleh kearsipan Surabaya ataupun tempat pusat lainnya seperti biola asli dari WR. Soepratman yang digunakan untuk mengiringi lagu Indonesia Raya saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kerusakan sehingga nantinya bisa mencari yang asli atau dicetak kembali

Untuk perawatan koleksi-koleksi disini dari Dinas Pariwisata membawahi UPTD dimana disitu ada Tugu Pahlawan, oleh karena itu museum ini diikutkan  ke Tugu Pahlawan dalam pengelolaannya. 

Jadi untuk alat kebersihan termasuk untuk perbaikan atau pengecatan dilakukan kerjasama dengan Cipta Karya, selama setahun sekali baru ada perbaikan seperti tembok membuka atau mengelupas setiap tahun terutama untuk menjelang hari kemerdekaan tujuh belas Agustus.

Tarif masuk ke dalam museum WR. Soepratman sendiri gratis atau tidak dipungut biaya. Terakhir kali untuk berkunjung ke museum tersebut harus memesan tiket terlebih dahulu melalui website tiketwisata.surabaya.go.id. Museum WR. Soepratman ini buka pada hari Selasa hingga Minggu dan tutup pada hari Senin. Jam operasionalnya yaitu dari pukul 08.00-15.00 WIB.

Selain itu, terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung mulai dari toilet, ac, wifi hingga video dan materi edukasi yang diletakkan melalui QR Code di tiap sisinya. 

Akan tetapi, akan menjadi sebuah masalah jika mengunjungi museum W.R. Soepratman secara rombongan dikarenakan mengingat akses jalan masuknya yang sempit, hanya bisa cukup 1 mobil saja. Oleh karena itu, sebaiknya perlu ditinjau kembali/solusi alternatif untuk mengunjungi salah satu museum bersejarah ini.

Mengenang W.R. Soepratman

Meskipun W.R. Soepratman telah menciptakan lagu Indonesia Raya yang hingga kini menjadi kebangsaan lagu bangsa Indonesia, beliau belum sempat menikmati kemerdekaan. 

W.R. Soepratman sempat ditangkap karena menyiarkan lagu matahari terbit pada awal Agustus 1938. Ia pun ditahan di penjara kalisosok, Surabaya. W.R. Soepratman tutup usia pada 17 Agustus 1938. Beliau meninggal dikarenakan penyakit jantung, beliau ditemukan di kamar sedang menggenggam naskah lagu ditangannya. dan Biolanya bersandar di Kursi

Lagu terakhir yang beliau ciptakan berjudul Matahari Terbit, dan karena lagu itu pulalah, beliau dipenjara di Kalisosok dan pada akhirnya meninggal. Pada 26 Juni 1959, Pemerintah Regulasi 44 mengumumkan bahwa Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia.

Dengan peresmian museum W.R. Soepratman, Wali Kota Surabaya pada saat itu Tri Rismaharini meyakini dengan semakin banyaknya museum di Surabaya akan semakin baik untuk masa depan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun