Mohon tunggu...
Aziz Belajar
Aziz Belajar Mohon Tunggu... Freelancer - salah satu pengiat literasi asal Trenggalek

supel, kalem, disiplin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Upacara Kolosal Rakyat ala Desa Sukorejo

18 Agustus 2019   07:50 Diperbarui: 18 Agustus 2019   09:44 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRENGGALEK, Kepala Desa Sukorejo Bapak Mohammad Nur Huda, S.Pd.I memimpin upacara Kolosal Rakyat ala desa Sukorejo dalam rangka Upacara HUT RI yang ke 74 di kaki Bukit Kepuh Di Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari kabupaten Trenggalek. 

Saat menjadi pembina upacara, Nur Huda tampak menggunakan alat transportasi gerobak desa yang biasa disebut dengan Ledhok untuk digunakan sebagai mimbar orasi pada upacara tersebut, serta berpakaian adat Jawa Tengah dengan Sorjan berwarna putih.

Pakaian adat itu dilengkapi dengan blangkon dan sinjang dengan motif batik putih senada. Beberapa personil yang sebagai petugas prosesi dalam upacara tersebut juga menggunakan pakaian khas adat Jawa Tengah juga beberapa menggunakan pakaian pejuang kemerdekaan 45 dan tak lupa memakai capil untuk personil pengibar bendera. 

Tak hanya Nur Huda, sejumlah elemen masyarakat dari berbagai macam kalangan dari Desa Sukorejo ataupun luar desa Sukorejo hadir dalam Upacara Kolosal tersebut.

Masyarakat yang hadir dalam kegiatan upacara ini juga menggunakan pakaian keseharian yang digunakan dalam bekerja sehari-hari, misalnya, ada yang menggunakan daster karena kesehariannya bekerja di toko dan warung, sebagian menggunakan baju komunitas, ada yang membawa pakaian las lengkap beserta helm pelindung las, ada yang berpakaian bebas-rapi, dan juga, kostum ala petani beserta peralatannya, serta para pekerja pencacah batu cor.

Upacara yang dilakukan di kaki bukit kepuh ini diikuti oleh 750 orang, baik dari masyarakat sekitar dan juga luar desa, hadiri juga beberapa instansi terkait, seperti, dari perwakilan kecamatan Gandusari, BKTM Sukorejo, Babinsa Sukorejo, Perangkat desa Sukorejo, perwakilan tiap RT dan RW yang ada di desa Sukorejo, para pembisnis UMKM yang ada di desa Sukorejo, beberapa tokoh stakeholder yang ada di desa Sukorejo, dan warga yang mempunyai andil dalam kegiatan kesehariannya di desa Sukorejo ikut dalam prosesi upacara kerakyatan tersebut.


Dalam sambutan yang dipaparkan oleh Nur Huda selaku Kepala desa Sukorejo menyebut adanya tantangan global dan revolusi 4.0 dalam memajukan bangsa ini khusunya bagi desa sendiri. 

"Meningkatkan SDM desa dan mempercepat kemandirian desa dalam suksesi memajukan pemerintah desa untuk ikut dalam memajukan bangsa menuju revolusi 4.0 bukanlah hal mudah, jika warga dan para anak muda, khususnya di desa Sukorejo kalo tidak aktif dan ikut dalam proses pembangunan desa tersebut," tutur pembina upacara.

Kegiatan upacara kolosal rakyat ala desa Sukorejo ini di prakarsai oleh Karang Taruna desa Sukorejo, yang diketuai oleh Yabani, akan tetapi, dalam kegiatan ini ketua panitia di serahkan kepada Galih Rasandi Utama. 

Upacara ini dimulai pada Pukul 09.00 WIB dan berakhir pada Pukul 11.00 WIB diteruskan dengan pagelaran atraksi debus ala mbah Suwarji alias Ji-khentus salah satu warga desa Sukorejo yang rela dengan gratis dipersembahkan dalam memeriahkan acara Upacara ini.

Tak hanya itu juga, pada acara ini dimeriahkan dengan didatangkan juga bintang tamu artis lawak legenda yaitu pak Topan, beliau salah satu tokoh artis yang dikenal pada era 90an dengan nama srimulat. 

Dengan pnampilan khas pakaian adat Jawa Tengah, Bapak Topan menjelaskan tentang pentingnya memahami dan mengaplikasikan nilai- nilai kemerdekaan RI ini dengan salah satunya memeriahkan dan tetap menghormati, seperti, kegiatan upacara 17 atau kegiatan-kegiatan yang ada nilai - nilai memperkenalkan arti sejarah kemerdekaan dahulu. Agar para penerus bangsa atau generasi selanjutnya tetap menggenang bagaimana perjuangan para pendahulu tentang arti dan makna mengusir penjajah dan memperjuangkan kemerdekaannya hingga darah penghabisan untuk NKRI ini.

Warga ternyata antusias dalam acara ini, hingga pada akhir kegiatanpun masyarakat masih semangat dan merasa bangga dengan kegiatan upacara 17an yang terkesan unik dan luar biasa ini. 

"Saya baru pertama kali ini melihat ke-original-an dari acara upacara khas desanya, Pembina upacaranya pakai alat transportasi gerobak ledhok, jan mantap dan benar-benar membayangkan jaman dahulu," tutur Ibu Misri salah satu Ibu rumah tangga dari warga desa Sukorejo. 

Di tuturkan lagi oleh Bapak Katiyo warga Tugu Sukorejo "saya baru tahu upacaranya pakaian bebas dan rapi, saya pakai pakaian mau makaryo (bekerja) di sawah, abis upacara disini langsung bisa makaryo di sawah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun