Mohon tunggu...
Ngazha Syafania
Ngazha Syafania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi

Halo semuanya, perkenalkan aku Ngazha Syafania biasa dipanggil Syafa. Aku merupakan mahasiswa tingkat akhir jurusan Komunikasi yang sedang mengasah kemampuan menulis. Kritik dan saran dari kalian sangat berarti agar tulisan-tulisan karyaku dapat berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sinopsis Film Kembang Api, Semua Generasi Bisa Terkena Mental Health Problem!

22 Januari 2024   09:51 Diperbarui: 22 Januari 2024   14:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Kembang Api (Sumber: IMDb.com)

Fahmi, Raga, Sukma, dan Anggun akhirnya bersepakat untuk melakukan bunuh diri di tempat yang sangat jauh dari keramaian dan sulit ditemukan. Hal ini dikarenakan mereka tidak ingin keluarganya melihat jasad terakhir mereka setelah melakukan aksi bunuh diri. 

Mereka memilih sebuah rumah kosong berbentuk seperti gudang tua yang terletak di tengah hutan. Aksi bunuh diri ini rencananya akan dilakukan menggunakan sebuah bola raksasa yang berisikan ratusan kembang api dengan daya ledakan yang cukup besar. Bola kembang api ini dibuat oleh Fahmi yang bekerja sebagai teknisi kembang api. 

Namun anehnya pada bola raksasa itu terdapat tulisan "Urip iku Urup" yang dalam bahasa Jawa artinya hidup itu harus menyala. Tulisan ini mendatangkan pertanyaan bagi Raga, Sukma, dan Anggun. Kenapa harus ada tulisan seperti itu sedangkan tujuan mereka berkumpul saja untuk bunuh diri bersama. Namun Fahmi berkata hanya iseng saja menambahkan tulisan tersebut. 

Pada akhirnya, berkali-kali bola itu diledakkan mereka berempat akan kembali ke tempat pertemuan awal yakni gudang tua. Film ini menampilkan kejadian yang sama sebanyak tujuh kali dengan konsep time loop. 

Sampai akhirnya mereka sudah lelah dan menyadari bahwa ada hal yang tidak beres terjadi. Mungkin hal ini secara psikologi cukup membosankan bagi penonton karena adanya pengulang-ulangan adegan, namun dengan ritme yang semakin cepat dari satu sekuen ke sekuen berikutnya membuat film ini menarik untuk ditonton.

Di film ini menunjukkan bagaimana kekesalan para tokoh tersebut karena "mau mati saja terasa sangat sulit". Hal ini yang menjadi situasi komedi yang terjaga dari awal hingga akhir film. Namun pada akhirnya para tokoh menyadari bahwa mereka masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan hidup di dunia. Lalu dilanjutkan dengan adegan ketika mereka menceritakan masalah yang tengah dihadapi satu sama lain. 

Pengungkapan dilakukan secara berturut-turut mulai dari Fahmi sebagai tokoh yang paling tua di antara mereka sampai ke Anggun yang merupakan tokoh termuda di antara mereka. Penyampaian yang dilakukan secara beriringan menghasilkan empati bagi masing-masing tokoh. Alasan-alasan mereka mengakhiri hidup yang bervariasi mulai dari permasalahan finansial hingga rasa bersalah, namun ketika diungkapkan membuat pikiran mereka menjadi jernih. 

Terdapat beberapa hal yang membuat mereka membanding-bandingkan masalah dengan tokoh lain. Mereka merasa anak muda memiliki masalah yang lebih sepele dibandingkan dengan orang tua. 

Kejadian ini membuat mereka saling membandingkan satu sama lain dan memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri kembali. Keempat tokoh tersebut ingin dianggap masalah yang dimiliki sama beratnya sehingga terkesan layak untuk melakukan aksi bunuh diri. Hal ini memberikan makna dan pesan yang luas bagi para penonton ketika menonton film ini. 

Sebenarnya seberat apa masalah hidup yang tengah dialami keempat tokoh? Apakah pada akhirnya mereka tetap memilih untuk mengakhiri hidup? Apa sebenarnya maksud dari tulisan Urip iku Urup yang ada pada bola raksasa tersebut? Bagaimana akhir dari bola raksasa tersebut? Bagaimanakah nasib keluarga dari keempat tokoh tersebut? Temukan jawabannya di film Kembang Api yang sudah tayang di Netflix!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun