Mohon tunggu...
ngalisah rifa
ngalisah rifa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menyanyi,membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mikrobioma Usus : Kunci Kesehatan Sistem Imun dan Metabolisme Tubuh

1 Juni 2025   21:55 Diperbarui: 7 Juni 2025   13:32 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikrobioma Usus (sumber : hellosehat.com)

Mikrobioma usus merupakan sekumpulan dari mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan archaea. Mikrobioma ini dapat ditemukan pada bagian tubuh seperti saluran pencernaan, kulit, serta organ reproduksi. Sekumpulan mikroorganisme atau yang biasa di kenal dengan istilah mikrobiota memiliki peran yang krusial dalam menjaga keseimbangan fisiologis, yang mengikutsertakan fungsi metabolik, imunologi, dan neurologi (Hidayat et al., 2020). Sebenarnya bagaimana peran mikrobioma usus terhadap kesehatan sistem imun dan metabolisme tubuh. Artikel ini akan membahas tuntas mengenai proses mikrobioma usus bagi kesehatan sistem imun dan metabolisme tubuh. Beberapa tahun terakhir ini, mikrobioma usus menjadi topik yang sangat sering dibahas di dunia biologi dan kesehatan karena mikrobioma usus diakui sebagai komponen yang vital dalam menjaga kesehatan tubuh. Ketidakseimbangan mikrobioma atau yang di kenal sebagai disbiosis saling terikat dengan berbagai gangguan kronis, seperti penyakit autoimun, obesitas, diabetes, serta gangguan mental.

Mikrobioma usus memiliki kontribusi utama dalam tubuh salah satu nya yaitu dalam modulasi sistem kekebalan tubuh. Mikrobioma usus berperan dalam mendidik dan mengatur sistem imun bawaan sejak awal kehidupan yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh untuk membentuk respon imun terhadap patogen, sehingga mampu membedakan antara patogen berbahaya dan komponen yang tidak berbahaya baik dari makanan maupun dari lingkungan, serta sistem imun adaptif berperan mengatur produksi sel T regulator yang membantu menjaga toleransi imun terhadap antigen lingkungan dan mencegah penyakit autoimun (Susanti et al., 2021).

Mikrobioma memiliki dampak signifikan pada kesehatan metabolik yaitu berperan dalam menjaga homeostasis metabolik, mekanisme yang mendasarinya yaitu mikroorganisme usus membantu fermentasi serat makanan menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti butirat dan asetat yang sangat penting untuk menjaga kesehatan sel usus, seperti mengatur metabolisme glukosa dan meningkatkan senitivitas insulin. Selain itu, mikrobioma juga membantu memecah dan menyerap nutrisi yang tidak dapat dicerna oleh tubuh sendiri, seperti polisakarida kompleks (Halim et al., 2020). 

Menurun nya populasi mikroorganisme penghasil SCFA dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap obesitas,  diabetes tipe dua, dan sindrom metabolik. Menurut  penelitian dari Syamsul et al.(2025) telah membuktikan bahwa mengganti beberapa mikrobioma yang tidak seimbang melalu terapi probiotik akan menghasilkan sensitivitas insulin yang membaik dan resistensi yang berkurang.

Perlu diketahui, banyak nya penyakit yang timbul di sebabkan oleh gangguan ketidakseimbangan mikrobioma seperti infeksi usus, autoimun, obesistas, dan diabetes, kini seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat diatasi dengan berbagai cara seperti  transplantasi mikrobiota feses(FMT), terapi ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pengobatan infeksi usus tertentu, penggunaan probiotik dan prebiotik yang menunjukan  dapat membantu mengurangi gejala gangguan pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS) dan peradangan usus, serta memperbaiki sensitivitas insulin pada pasien dengan diabetes tipe 2.

Mikrobioma usus memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, khususnya dalam modulasi sistem imun dan metabolisme. Mikrobioma membantu membentuk sistem imun sejak dini, membedakan zat berbahaya dan tidak berbahaya, serta mencegah penyakit autoimun. Dalam aspek metabolik, mikrobioma menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) yang penting untuk kesehatan usus, pengaturan glukosa, dan sensitivitas insulin. Ketidakseimbangan mikrobioma (disbiosis) dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan autoimun. Berbagai terapi seperti probiotik, prebiotik, dan transplantasi mikrobiota feses kini dikembangkan untuk mengatasi disbiosis dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Referensi :

Halim, A. R., Setiawan, B., & Lestari, N. (2020). Peran mikrobioma dalam obesitas dan diabetes. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 14(3), 22–30.

Hidayat, T., Fadhilah, S., & Wijaya, D. (2020). Mikrobioma usus dan perannya dalam imunologi. Jurnal Biologi Indonesia, 16(2), 87–95. 

Susanti, R., Mahardika, F., & Santoso, W. (2021). Hubungan mikrobiota usus dengan penyakit autoimun.  Jurnal Kedokteran Nusantara, 9(1), 101–112. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun