Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guruku Inspirasiku

22 Desember 2020   20:11 Diperbarui: 22 Desember 2020   20:14 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok guru merupakan seseorang yang sangat penting dalam peroses pembelajaran untuk mencerdaskan anak bangsa, oleh karenanya sosok guru selalu menjadi panutan bagi para muridnya, seorang guru yang hebat pastilah melahirkan murid murid yang hebat pula, dan seorang perempuan adalah mahluk yang mulia, perempuan adalah jelmaan dari sosol malaikat, maka dari itu saya akan menceritakan dua sosok guru perempuan yang menjadi inspirasi saya ketika saya masih SMA, guru tersebut ialah Ibu Nia Kurniawati dan Ibu Dede Suarsih.

Pertama adalah Ibu Nia Kurniawati beliau adalah sosok guru yang hebat, dan sangat menginspirasi saya, beliau adalah salah satu guru yang membentuk saya hingga saya bisa menjadi saya yang sekarang, Ibu Nia ini selain pintar juga hebat dalam mengembangkan potensi dari muridnya, Ibu Nia ini sangat pengertian terhadap muridnya, saya ketika SMA adalah seorang siswa yang jarang masuk kelas karena ada tugas dari organisasi yang saya ikuti, tapi walau demikian Ibu Nia ini selalu sabar dengan diri saya yang jarang masuk kelas. Ibu Nia ini selalu mendukung saya ketika saya di luar kelas, dan ketika saya di kelas Ibu Nia selalu sabar mengajarkan saya karena ketidak pahaman saya mengenai materi yang terlewat, bisa dibayangkan bukan materi pelajaran yang Ibu Nia ampu adalah pelajaran kimia, bagaimana sulitnya, yang masuk kelas saja kesusahan bagaimana yang tidak, tapi dengan kesabaran Ibu Nia saya bisa mengerti pelajaran kimia tersebut, dan satu hal hebat dari Ibu Nia ini adalah tidak membeda-bedakan muridnya, meski ada yang suka bolos Ibu Nia tidak pernah memarahi muridnya tapi beliau memilih melakukan pendekatan dengan muridnya, sehingga murid bisa nyaman dengan kelas. Ya itulah kehebatan dari Ibu Nia ini, kesabarannya dalam mengajarkan dan membimbing muridnya yang begitu besar.

Yang kedua adalah Ibu Dede Suarsih, beliau adalah guru Bahasa Indonesia, bisa dibayangkan seorang guru dari jurusan Sastra tentu mengasikan ketika mengajar dikelas, bu dede suarsih ini walaupun beliau mengajar sebuah mata pelajaran tapi beliau tidak pernah memaksa murid-muridnya untuk faham pelajarannya, tapi beliau lebih menekankan murid-muridnya bisa menemukan minat dan bakatnya sehingga bisa dikembangkan. Itulah yang terjadi pada saya, saya jarang masuk kelas karena organisasi tapi Ibu Suarsih ini tidak pernah memarahi saya dan malah mendukung saya, pesan beliau kepada saya lebih kurang seperti ini kembangkan potensi, agar suatu hari nanti saya memiliki kemampuan yang hebat yang bisa menjadikan itu hal besar dalam diri saya, ketika saya di organisasi maka kembangkan kemampuan organisasi saya agar saya bisa menjadi pemimpin yang hebat, yang jujur, dan tentunya amanah, dan dengan pengalaman dan kemampuan saya di organisasi semoga saya bisa bermanfaat bagi orang banyak. Dan pesan Ibu Suarsih ketika di kelas lebih kurang seperti ini dikelas ini ada banyak orang dengan berbagai karakter, potensi, minat dan bakat, disini tidak akan semuanya menjadi ahli tata bahasa, jadi kejarlah mimpi mimpi kalian dan kembangkan potensi yang ada dalam diri kalian, yang suka berkecimpung di organisasi Ibu tidak akan marah, kembangkanlah, disana kalian belajar banyak hal, dengan organisasi kalian akan belajar bagaimana menyusun surat, proposal, bagaimana caranya berkomunikasi, baik public speaking maupun personal, itulah output dari pelajaran kita, kalau kalian bisa mendapatkannya dari luar kelas maka Ibu tidak akan melarangnya.

Ya itulah dua sosok guru saya yang menjadi inspirasi saya atau panutan saya ketika SMA hingga sekarang, Ibu Nia yang sabar dalam mengajar dan mengerti murid-muridnya, Ibu Suarsih yang selalu mendukung murid-muridnya ketika hendak mengembangkan potensinya, dan alhamdulillah saya pun dengan kedua guru saya masih berkomunikasi baik. Memang ketika meninggalkan kelas demi kepentingan organisasi pasti menimbulkan pro dan kontra dari setiap gurunya, ada yang mendukung dan ada yang melarang, tapi walaupun demikian kita haruslah menyeimbangkan keduanya, ketika tidak masuk kelas maka ketika sudah senggang kita bisa belajar, karena dengan teknologi yang sudah maju, media pembelajaran tidak terbatas.

Terima Kasih

Salam Dari Penulis

Nurul Furqon

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun