Mohon tunggu...
Bbgnn  bnnhghc
Bbgnn bnnhghc Mohon Tunggu... Bngn bbgn jjh

Hgbgnn hhncbvf bgggdb bngnnbv nnvbgj

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Khalwat Di Tengah Keramaian

2 Maret 2025   10:41 Diperbarui: 3 Maret 2025   22:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khalwat tidak mesti di masjid atau tempat yang sepi, tapi di keramaian pasar pun juga bisa (Pinterest, Ohmedia) 

"Puasa bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi tentang menemukan kembali ketenangan jiwa dalam merasakan dekapan kasih sayang Allah."

Puasa bukan sekadar ibadah lahiriah, tetapi juga perjalanan spiritual menuju Allah.

Ibadah Khalwat / i'tikaf disebutkan dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT berfirman: "Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam".

Rasulullah SAW beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat pada Allah SWT, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu

Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, manusia sering kali terjebak dalam rutinitas tanpa sempat merenungi tujuan hidup. Ramadhan datang sebagai bulan yang penuh berkah, menawarkan kesempatan untuk berpuasa, tidak hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam arti spiritual. Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah khalwat---menyepi / menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga momen refleksi, perenungan, dan pembinaan keikhlasan. Inilah mengapa banyak ulama menyebut puasa sebagai salah satu bentuk khalwat terbesar dalam Islam---sebuah ibadah yang membawa seseorang pada hubungan yang lebih intim dengan Allah.

Apa Itu Khalwat dalam Islam?

Khalwat berasal dari kata khala yang berarti menyendiri. Dalam Islam, khalwat merujuk pada upaya seseorang untuk menjauh dari kesibukan duniawi guna mendekatkan diri kepada Allah. Khalwat bukan berarti harus pergi ke tempat terpencil, tetapi lebih kepada membangun ruang spiritual dalam hati agar tetap fokus syuhud merasakan kehadiran Allah setiap waktu. 

Dalam konteks puasa, khalwat bukan berarti mengisolasi diri secara fisik, melainkan menenangkan hati dan pikiran dari kebisingan dunia. Puasa menjadi kesempatan bagi seseorang untuk mengurangi interaksi dengan hal-hal yang melalaikan dan memperbanyak ibadah, introspeksi, serta dzikir.

Dalam tasawuf, i'tikaf / khalwat bukan menyendiri dalam keheningan di kamar atau bertapa di hutan, tapi khalwat / i'tikaf bisa langsung di tengah keramaian umum bahkan di pasar sekalipun dengan cara merasakan Syuhudiyah / fana' dari sifat makhluk dan hanya menyaksikan sifat-sifat Allah, merasakan hadirnya sifat-sifat Allah agar lebih bermakna merasakan dekat dengan Diri-Nya. Ketika manusia menahan diri dari keinginan duniawi, ia sesungguhnya sedang melatih jiwanya agar lebih mengenal Allah (ma'rifatullah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun