Dari Kelangkaan LPG hingga Kontroversi PIK 2: Mengapa Masyarakat Kian Terjepit?
Baru-baru ini, simbol Garuda hitam kembali muncul sebagai bagian dari gerakan "Peringatan Darurat" yang menyoroti berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat Indonesia. Tagar #PeringatanDarurat berhasil menjadi trending topic di platform X Indonesia, mencerminkan tingginya perhatian dan dukungan publik terhadap inisiatif ini.
Gerakan ini memperkenalkan akronim "PENTOL" yang merangkum enam tuntutan utama masyarakat kepada pemerintah. Tuntutan tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, antara lain:
P - Polisi diberesin -- Menuntut reformasi Polri, penghapusan impunitas, serta tindakan tegas terhadap oknum polisi korup.
E - Energi buat rakyat -- Mendesak pemerintah mengembalikan subsidi LPG 3 kg serta menghentikan kebijakan bagi-bagi tambang.
E - Naikkan tarif hidup rakyat -- Mengkritisi pemotongan anggaran pendidikan, kesehatan, dan transportasi umum.
N - Tunaikan tukin dosen, guru, dan ASN -- Meminta pembayaran hak tenaga pendidik dan pegawai negeri sipil yang tertunda.
O - Output MBG diperbaiki -- Menyoroti efektivitas dan ketepatan sasaran program Makan Bergizi Gratis (MBG).
L - Lawan mafia tanah dan lengserkan pejabat T*l*l-- Menuntut pemberantasan mafia tanah serta pemecatan pejabat yang dianggap inkompeten.
Salah satu isu krusial yang memicu munculnya gerakan ini adalah kelangkaan gas LPG 3 kg. Masalah ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat berpenghasilan rendah, mengingat gas LPG 3 kg merupakan kebutuhan dasar bagi jutaan rumah tangga di Indonesia. Kelangkaan ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya biaya hidup dan menurunnya kualitas hidup masyarakat.