Mohon tunggu...
Kabar UMS
Kabar UMS Mohon Tunggu... Berita Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dikelola oleh Humas UMS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Emang Ada Puasa Cuma Satu Jam? Yuk Simak Penjelasan Pakar

12 Maret 2025   08:26 Diperbarui: 12 Maret 2025   08:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Choirul Amin Dosen Fakultas Geografi UMS. (Foto Humas UMS)

Sempat ramai di media sosial usai adanya konten video Lalu Satria Malaca yang menjadi tour guide di Murmansk, Rusia. Di sana, dia berpuasa dengan durasi yang sangat pendek. Dia menunjukkan jeda antara Subuh dan Maghrib yang merupakan waktu sahur dan berbuka puasa ternyata hanya beberapa puluh menit, atau kurang lebih satu jam sehingga untuk puasa dijalankan kurang dari satu jam.

Fenomena ini dapat dijelaskan melalui ilmu geografi atau astronomi. Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Choirul Amin, S.Si., M.M., fenomena perbedaan panjang waktu siang dan malam itu terkait dengan rotasi bumi terutama miringnya sumbu bumi yaitu 23 derajat. Miringnya sumbu bumi itu menyebabkan tidak semua waktu di bumi ini sama panjang antara siang dan malamnya.

Luar biasa Allah menciptakan aturan, terdapat hikmah dengan adanya aturan ini. Choiriul Amin atau yang akrab disapa dengan Pak Choi menanyakan kenapa kok bumi tidak dibikin tegak saja ya sumbunya tetapi miring 23 setengah derajat? Karena dengan kemiringan itu membuat adanya perbedaan iklim dan seterusnya yang membuat sistem lingkungan di bumi ini berbeda-beda sehingga berganti-ganti atau dinamis.

Berdasarkan letak geografis, Indonesia berada di garis khatulistiwa dan bahkan di Pontianak tepat 0 derajat. Sementara di pulau Jawa sedikit bertambah yaitu lintangnya tambah tinggi tetapi masih dekat dengan garis khatulistiwa.

"Garis khatulistiwa adalah garis imajiner yang merupakan lintasan dari matahari ketika melewati bumi," jelas Choi, Selasa (11/3).

Sehingga waktu siang dan malam wilayah-wilayah yang berada dekat dengan garis khatulistiwa itu relatif hampir sama yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam.

"Sehingga orang-orang di Indonesia, Malaysia puasanya hampir panjangnya sama yaitu 12 jam," kata Choi.

Sementara itu wilayah yang semakin jauh dari khatulistiwa akan memiliki perbedaan antara panjang siang dan malamnya misalnya daerah di Rusia. Terdapat 11 zona waktu di Rusia yang saat ini digunakan. Selain itu, wilayah Rusia berdekatan juga dengan kutub utara.

"Jadi semakin jauh ya dari khatulistiwa. Nah di musim panas biasanya puasanya bisa panjang sekali, sementara di musim dingin itu puasanya bisa pendek sekali bahkan ada di daerah Rusia itu sepanjang hari adalah malam, siangnya sedikit," ujar Wakil Dekan III Fakultas Geografi UMS itu.

Choi juga menerangkan, peredaran bumi itu seperti zigzag, kadang di sebelah utara kemudian nanti kembali ke tengah (khatulistiwa) kemudian kadang di sebelah selatan atau lebih condong ke selatan. Apabila diamati, ketika berada di Indonesia maka akan melihat terkadang matahari condong ke utara atau selatan, bukan tepat di barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun