Mohon tunggu...
GoDok Indonesia
GoDok Indonesia Mohon Tunggu... Editor -

Aplikasi kesehatan yang menyajikan layanan Tanya Dokter Gratis dan Ragam Artikel seputar kesehatan, gaya hidup, keluarga hingga ragam penyakit

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mari Mengenal Junk Food

4 April 2017   14:20 Diperbarui: 4 April 2017   22:01 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: freepik.com/dashu83

GoDok - Junk food merupakan  salah satu jenis panganan yang digemari masyarakat Indonesia lantaran rasanya yang lezat. Karenanya, kini banyak restoran cepat saji yang menawarkan pilihan menu jenis pangan ini. Namun, tahukah Anda, bahwa di balik kenikmatannya, junk food mengandung kadar lemak dan gula yang tinggi? Berikut, beberapa fakta penting mengenai junk food yang harus Anda ketahui:

Apa fakta ilmiahnya?

Sebuah penelitian dari Oregon State University yang dipublikasikan dalam jurnal Neuroscience menemukan bahwa tingginya kadar lemak dan gula dalam junk food berdampak buruk bagi perilaku emosional serta kesehatan seseorang karena dapat meningkatkan risiko timbulnya stres, depresi,  obesitas, hingga hipertensi.

Dijabarkan pula melalui penelitian yang dilakukan Jean Welsh dari Harvard School of Public Health, bahwa junk food memicu peningkatan kadar lemak dalam darah (blood fats) serta mengurangi kolesterol baik di dalam tubuh. Kombinasi dua hal tersebutlah yang membuat Anda rentan terkena penyakit jantung.  Mengerikan!

Risiko umur

Bagi Anda yang masih berusia muda, mungkin terbersit pikiran bahwa usia Anda dapat menjadi tameng sehingga dapat mengonsumsi junk food sesuka hati. Benarkah seperti itu? Salah. Faktanya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pereira, M.A. dan dipublikasikan dalam jurnal Lancet (2005), kebanyakan orang rentang usia 20 – 40 tahun yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari 2 kali dalam seminggu berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes kelak ketika menginjak usia 50 tahun. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi junk food di usia muda juga akan meningkatkan kemungkinan Anda terkena obesitas. Hasilnya, kondisi kesehatan tubuh di usia tua nanti akan semakin memburuk karena Anda rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan berat badan. Tidak ingin hal tersebut terjadi, ‘kan?

Berapakah batas amannya?

Lalu, berapakah batas aman dalam mengonsumsi makanan cepat saji? Demi mengurangi resiko terkena penyakit yang telah disebutkan di atas, memang lebih baik bagi Anda untuk berhenti mengonsumsi junk food secara total. Namun, jika Anda tetap ingin mengonsumsinya sekali-kali, sebaiknya mulai perhatikan beberapa hal, seperti perhatikan  komposisi lemak dan gula yang terkandung dalam satu porsi makanan yang dipesan. Misalnya, saat akan memesan ayam goreng, ada baiknya Anda memilih bagian dada tanpa kulit yang hanya mengandung 120 kalori, 70 mg kolesterol, dan 1.5 gr lemak. Atau, Anda dapat Tanya Dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya. 

Lalu, bagaimana cara menguranginya?

Jika merasa kesulitan untuk berhenti mengonsumsi makanan cepat saji, maka Anda dapat melakukannya secara bertahap. Cobalah beberapa tips jitu, seperti memulai kebiasaan memesan makanan cepat saji dalam porsi kecil, mengurangi frekuensi konsumsi, hingga menghindari topping kaya lemak semisal keju. Selain itu, biasakanlah untuk mengimbangi konsumsi junk food  Anda dengan asupan sayuran dan buah-buahan serta olahraga rutin minimal 30 menit per hari.

Ayo, jaga kesehatan tubuh Anda mulai dari sekarang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun