Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Sepekanku | Waktunya Simpan Stoples

16 Januari 2024   00:23 Diperbarui: 16 Januari 2024   00:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Minggu ini, aku merencanakan untuk mengeluarkan semua kuweh kering yang masih ada, untuk dijadikan camilan. Sedikit demi sedikit, kuweh kering tersebut mengisi stoples kuweh yang mulai berkurang isinya. Setelah tidak ada lagi yang bertamu, kuweh kering tersebut, kami nikmati sebagai camilan utama. :) Salah satu kesukaanku setiap kali Natal tiba adalah menikmati kuweh kering yang beraneka rasa dan bentuk. :)

Secara bertahap, aku mulai memasukkan kembali gelas bening, cangkir dan tatakannya dan stoples-stoples ke dalam lemari. Perlengkapan pecah belah kepunyaan emak, yang dimanfaatkan untuk semarakkan Natal dan menjamu keluarga.

Sudah tiba waktunya untuk simpan stoples.

                                                                                                                                                      

Stoples dulu dan stoples sekarang

Dulu, kuweh-kuweh kering yang disajikan untuk tamu diletakkan dalam tempat kuweh berbentuk bulat atau segiempat. Di bagian dalamnya, ada bagian-bagian lebih kecil yang bisa digunakan meletakkan kuweh-kuweh kering yang berbeda; bisa 4 -- 5 jenis. Di bagian bawah tempat kuweh tersebut ada besi tertentu yang membuat tempat kuweh tersebut bisa diputar.

Bertahun-tahun kemudian, tempat kuweh seperti itu digantikan oleh stoples-stoples bening yang terbuat dari kaca. Bagian atasnya yang berfungsi sebagai penutup harus diputar ke arah kiri untuk membuka dan diputar kea rah kanan untuk menutup. Stoples-stoples bening ini digantikan dengan stoples kristal. Namun, kuweh-kuweh yang diletakkan dalam stoples-stoples seperti ini, tidak kebal menjadi lebih lembek.

Lalu datanglah era stoples yang terbuat dari plastik dengan tutup yang lebih rapat. Pada masa itu, Tupperware adalah koentji. Hehehe...

Sekarang ini, stoples hadir dengan ukuran mungil dan simpel, datang dalam hampers. Dalam stoples-stoples imoet ini, masing-masing berisi 1 jenis kuweh kering.

Pada akhirnya kita tahu, sekalipun tidak ada yang baru dalam perstoplesan, makin lama kebutuhan hal-hal praktis dan sederhana adalah segalanya untuk kita. Praktis adalah koentji.. ;)

Langit memuram

Memasuki minggu ke-3 Januari, cuaca masih terasa muram, kelabu dan mendung. Banyak kali jadi mempengaruhi suasana hati; muramnya langit yang bikin jadi malas, segan dan sungkan. Beberapa hari ke belakang, pagi datang dengan langit kelabu. Matahari berada di balik awan-awan tebal berwarna gelap. Kadang-kadang, langit seperti berkabut. Dan, keadaan itu bisa berlanjut sampai sore hari. Lalu, sore hari datang dengan langit lebih biru dan cerah, matahari bersinar hangat.

Namun, beberapa hari ke belakang, udara dingin menyergap menjelang tengah malam. Lalu, gerimis ringan turun sejak subuh, ketika langit masih sangat gelap. Hujan berlanjut hingga siang. Kemudian menderas. Perubahan keadaan langit pun ekstrim; dari gerimis lembut hingga hujan awet selama berjam-jam. Jadi ingat beberapa bulan lalu, ketika cuaca panas dan hujan yang tidak turun berbulan-bulan. Keadaannya sungguh sangat berbeda.

Ketika suhu mendingin, mata seolah harus dibujuk dengan kopi.  :)

Drama dan buku

Bagaimana kabar kehidupan drama dan buku? Seminggu kemaren drama yang aku tonton antara lain, Spy, A Spy among Friends, 3 Days dan The Sign. Kesamaan dari 4 drama ini adalah tema yang berkisah tentang orang-orang lapangan yang bertugas untuk melindungi; baik melindungi dari teroris maupun dari penjahat.

Selain 4 drama di atas, aku masih melanjutkan nonton Kokdu: Season of Deity, Behind Your Touch, My Demon, Live Your Own Life; drama-drama lama berjudul Black Knight: The Man who Guard Me, W: Two Worlds dan Romantic Doctor, Teacher Kim; drama-drama berjudul panjang laiknya kereta api, seperti A Good Day to be A Dog, The Story of Park's Marriage Contract dan Daily Dose of Sunshine. Dan menyelesaikan drama dengan durasi yang tak panjang -- 10 episode dengan durasi 16 -- 20 menit per episode -  berjudul  Love for A Thousand More.

Nontonnya disambi lakukan hal lain.. :) Jadi, mata tidak melulu tertuju pada drama-drama tersebut.

Ada drama-drama yang lanjut nonton dari minggu sebelumnya, ada juga yang baru dilanjutkan setelah beberapa minggu kemudian. Baru ngeh, kalo sepanjang minggu kemaren, aku tidak menonton satupun drama dari Sun Kyun. Apa kabar Pasta, My Mister dan Transberian Pathfinder? Ada apa dengan perasaan rinduku padanya, ya?

Aku masih belum memasukkan judul-judul buku baru untuk bacaan bulan Januari ini. Buku-buku yang sedang kubaca adalah daftar buku-buku bacaan bulan-bulan sebelumnya. Masih terus berjuang untuk bisa membaca selama 1 jam sehari, yang waktu bacanya di-break-down menjadi 15 menit; supaya tidak segera merasa bosan. Hehehe..

Kalau beberapa hari kemaren, masih bisa nonton drama dan membaca sambil makan kuweh dan minum minuman berwarna dengan gelembung cihuy, sekarang sudah ga lagi; stoples sudah disimpan. Untuk dikeluarkan lagi nanti. Nanti, yang masih lama.. ;)

***

#catatan sepekanku

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun