Mohon tunggu...
Neti Zen
Neti Zen Mohon Tunggu... -

Bisakah aku menulis?

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Burung Twitter Buang Kotoran di Kepala PM Turki: Indeks Saham dan Lira Terjun Bebas

26 Maret 2014   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395742972448334668

Langkah opresif politik telah diambil PM Turki (Turkey) Recep Tayyip Erdogan berupa pemblokiran situs jejaring sosial Twitter mulai 22 Maret lalu. Hal ini tentu saja menjadikannya sebagai bahan pembicaraan kelas dunia. Gosipnya sih, blokade di alam maya ini akan diikuti oleh penghentian (sementara) dua ‘kawan sejenisnya‘ yang lain, yakni Youtube dan Facebook.

Langkah tersebut diambil karena maraknya tuduhan-tuduhan korupsi yang diunggah di Twitter dan ditujukan pada Pemerintahan Erdogan. Akibatnya emang ada beneran sih: beberapa menterinya mengundurkan diri atau dicopot dari jabatannya. Jelas aja, PM tersebut mengartikannya sebagai perlawanan terselubung dari lawan-lawan politiknya.

Maklumlah, tanggal 30 Maret akan diselenggarakan Pesta Demokrasi terbesar di negara tersebut, selisih waktu sedikit ya dengan Pemilu di negara kita. Karena itu pembekapan kebebasan publik yang sangat kontroversial itu disamarkan sebagai langkah antisipatif menyambut Pemilu tersebut.

Keputusan pemblokiran ini sudah disahkan oleh pihak lembaga hukum terkait, berupa empat perintah pengadilan, yang muncul secara otomatis ketika twitter diakses.

Sudah pasti Amerika Serikat, berkoar-koar atas aksi sewenang-wenang Pemerintah Turki dalam melanggengkan kekuasaannya. Langkah pengontrolan terhadap rakyat Turki ini dianggap melanggar batas sehingga dicap oleh negara adikuasa sebagai ‘21st century book-burning’. Yah, kira-kira artinya sensor atau oppression dalam bentuk penghancuran tulisan atau sejenisnya karena alasan ancaman subyektif.

Secara ekonomi pemberangusan demokrasi ini telah menyeret bursa saham disana (Borsa Istanbul 100 Index atau XU100), yang jatuh sebesar 14% bergandengan tangan dengan terjunnya nilai lira (penurunan mata uangnya atau currency depreciation) sebesar 9%.

Bisa dibayangkan jika semua ini terjadi di Indonesia...

Ada gambar lucu dari banner yang dibawa para demonstran, seperti di bawah ini:

[caption id="attachment_328453" align="aligncenter" width="628" caption="Ilustrasi: Bloomberg"][/caption]

Mungkin itu hadiah sang burung untuk orang yang mengikat paruhnya ya? Hihi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun