Mohon tunggu...
Nesti Nadila
Nesti Nadila Mohon Tunggu... Saya mahasiswa Fakultas Ilmu pendidikan Bahasa Indonesia

Mahasiswa Universitas Muhammaddiyah A.R Fachruddin - Mahasiswa universitas Muhammaddiyah A.R Fachruddin

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rasuna Said: Cahaya Perempuan dalam Deru Perjuangan Bangsa

2 Juli 2025   20:29 Diperbarui: 2 Juli 2025   20:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Hajjah Rangkayo Rasuna Said, sosok perempuan yang tak hanya dikenal karena keberaniannya menentang kolonialisme, tetapi juga sebagai pionir keterlibatan perempuan dalam ruang sosial-politik Indonesia. Rasuna dikenal sebagai pendidik, aktivis politik, sekaligus pemikir progresif yang melampaui zamannya. Melalui penelusuran terhadap perjalanan hidup, pemikiran, serta dedikasinya, artikel ini menyajikan potret menyeluruh atas kontribusinya dalam sejarah nasional, serta makna aktual dari nilai-nilai perjuangannya bagi kondisi sosial masa kini.

Dalam panggung sejarah nasional, tokoh laki-laki kerap kali mendominasi sebagai pahlawan utama. Namun, di balik peristiwa-peristiwa besar itu, terdapat figur-figur perempuan yang memiliki andil besar, salah satunya adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Lahir di tengah masyarakat Minangkabau yang secara adat menjunjung tinggi kedudukan perempuan, Rasuna menyaksikan realitas bahwa peran perempuan dalam ranah publik dan politik sering kali terabaikan. Berbekal semangat nasionalisme dan pendidikan berbasis Islam modern, ia menembus batas-batas norma sosial dan tampil sebagai pelopor gerakan emansipasi sekaligus tokoh kebangsaan.

Awal Kehidupan dan Pembentukan Karakter

Rasuna Said lahir pada 14 September 1910 di Maninjau, Sumatera Barat. Ia tumbuh dalam lingkungan adat dan nilai keislaman yang kuat. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan agama yang kemudian dilanjutkan di Diniyah Puteri Padang Panjang---sekolah perempuan yang dikenal progresif dan menanamkan pentingnya pembebasan perempuan melalui ilmu. Pendidikan ini mengukuhkan kesadarannya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun bangsa dan tidak boleh dikesampingkan dalam proses sejarah.

Langkah Awal dalam Dunia Politik dan Pendidikan

Perjalanan politik Rasuna bermula dari keterlibatannya dalam Sarekat Rakyat dan selanjutnya di organisasi Persatuan Muslimin Indonesia (Permi). Di sana, ia dikenal sebagai orator ulung yang berani menyuarakan ketidakadilan dan perlawanan terhadap penjajahan. Pada 1932, ia menyampaikan pidato yang mengkritik penjajahan Belanda secara terbuka di Padang Panjang, yang membuatnya dijebloskan ke penjara. Ia menjadi salah satu perempuan pertama yang dipenjara karena aktivitas politik. Pengalaman tersebut tidak melemahkannya, malah membangkitkan tekadnya untuk mendirikan sekolah-sekolah bagi perempuan agar mereka memperoleh akses pendidikan dan kesadaran politik.

Kiprah Setelah Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan, Rasuna terus berkiprah di dunia politik. Ia dipercaya sebagai anggota DPR-RIS, kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Di lembaga ini, ia aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok marginal, serta mengedepankan prinsip keadilan sosial dan kesetaraan gender. Rasuna menunjukkan bahwa perempuan bisa dan layak berada di posisi strategis, berkontribusi secara sejajar dengan laki-laki dalam pembangunan nasional.

Pemikiran Sosial dan Politik

Pemikiran Rasuna Said berlandaskan pada pentingnya pendidikan dan prinsip keadilan sosial. Ia menolak tafsir keagamaan yang merendahkan perempuan serta ideologi kolonial yang mendiskreditkan peran perempuan. Baginya, pendidikan adalah alat pembebas dan kekuatan utama dalam membangun kesadaran diri, keluarga, dan masyarakat. Ia mendorong perempuan untuk tampil aktif dalam kehidupan publik, termasuk dalam dunia kerja dan politik, demi menciptakan tatanan masyarakat yang lebih adil dan setara.

Pengakuan dan Jejak Warisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun