Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrat NTT Rusuh, Baliho AHY Dibakar, Ganjar Pranowo Disebut

4 Januari 2022   16:30 Diperbarui: 4 Januari 2022   18:15 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi di depan gedung sekretariat DPD Partai Demokrat. 2022 Merdeka.com/ananias

Semua atribut Partai Demokrat di gedung sekretariat DPD Provinsi dicopot lalu dibakar. Tak ada satupun yang tersisa. Sementara Ganjar Pranowo dibawa-bawa. Apa yang terjadi?

Aksi demonstran yang datang dari simpatisan Partai Demokrat terlihat anarkis di depan gedung sekretariat DPD Partai Demokrat. Para demonstran mencopot segala atribut partai termasuk baliho Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dibakar habis oleh masa.

Mengapa hal ini terjadi? Beginilah kronologinya.

Oktober 2021, lalu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) dengan salah satu agendanya adalah memilih Ketua DPD Partai Demokrat NTT.

Pada kesempatan itu, terdapat dua figur yang mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD. Diantaranya Jefri Riwu Kore sebagai incumbent yang sekaligus menjabat sebagai Walikota Kupang dan Leonardo Lelo sebagai penantang yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi NTT.


Biasanya pemilihan ketua umum partai, ketua DPD dan jajarannya dilakukan secara aklamasi seperti pemilihan Agus Harimurti Yudhoyono menggantikan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Tetapi, kali ini, pemilihan dilakukan secara demokratis, dengan pemilih adalah para Ketua DPC dan 1 suara dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

Alhasil, dalam Musda IV Partai Demokrat, Leonardus Lelo unggul atas Jefri Riwu Kore dengan perolehan suara sebanyak 10 suara untuk Leonardus dan 9 suara untuk Jefri. Dalam tahapannya, Leonardus belum bisa ditetapkan karena anggota musda sepakat untuk kedua calon harus melewati fit and proper test atau uji kelayakan yang dilakukan oleh Tim Tiga yaitu Ketua Umum, Sekjen dan Ketua BPOKK sebelum ditetapkan sebagai ketua defenitif.

 Leonardus Lelo (Kedua dari kiri) bersama pengurus Demokrat NTT saat menggelar konferensi pers di Kupang, Selasa (4/1/2022) KOMPAS.com/Sigiranus Bere
 Leonardus Lelo (Kedua dari kiri) bersama pengurus Demokrat NTT saat menggelar konferensi pers di Kupang, Selasa (4/1/2022) KOMPAS.com/Sigiranus Bere

Memasuki tahun baru, 2022, berdasarkan hasil fit and proper test serta pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), maka keputusan Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono, menetapkan Leonardus Lelo menjadi Ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026.

Penetapan Leonardus Lelo ini sontak mengundang reaksi keras berupa demonstrasi dari simpatisan Jefri Riwu Kore di Kota Kupang. Aksi ini diwarnai dengan pencopotan atribut berupa papan nama, bendera, baju, umbul-umbul dan baliho. Atribut-atribut tersebut kemudian dibakar habis di depan gedung sekretariat. Aksi ini cukup keras dan tidak bisa dihentikan oleh pihak kepolisian.

Kolase foto demonstrasi | spektrum NTT
Kolase foto demonstrasi | spektrum NTT

Penetapan Ketua DPD Partai Demokrat NTT dinilai oleh simpatisan pria yang akrab disapa Jeriko ini sebagai tindakan tidak tahu berterima kasih dari Ketua Umum, AHY. Bahkan, menurut mereka Jeriko memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap Demokrat dalam mengahadapi goncangan kudeta Moeldoko Cs terhadap AHY dan Partai Demokrat, tetapi AHY tidak melihat perjuangan tersebut.

Dalam orasi salah satu demonstran, ia mengatakan bahwa mereka mencintai Demokrat karena Jefri Riwu Kore, bukan karena AHY sehingga Jeriko diminta untuk mengundurkan diri dari partai berlambang mercy itu.

Mereka juga bulatkan tekad untuk tidak mendukung AHY dan Partai Demokrat pada kontestasi Pemilu dan Pilpres 2024. Menariknya nama Ganjar Pranowo disebut dalam orasi mereka bahwa dukungan simpatisan Jefri Riwu Kore akan memilih Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Aksi demonstrasi ini menunjukkan bahwa pengaruh Jeriko di NTT secara khusus di Kota Kupang tidak dapat dipandang sebelah mata. Meskipun pada pemilu kemarin, perolehan kursi partai di provinsi menurun, tidak dapat dijadikan sebagai alasan bahwa kharisma Jeriko telah habis. Justru perolehan suara yang menurun juga dipengaruhi oleh politik identitas pada Pemilu 2019.

Jefri Riwu Kore | Tribunnews Kupang
Jefri Riwu Kore | Tribunnews Kupang

Mantan anggota DPR RI Fraksi Demokrat ini memang memiliki simpatisan yang cukup besar di NTT terutama di Kota Kupang dan Kabupaten Sabu Raijua. Jefri Riwu Kore membuktikan dirinya sebagai salah satu figur yang memiliki masa besar di NTT dengan memenangkan kursi legislatif selama dua periode dan terpilih menjadi Walikota Kupang.

Dalam dunia politik, Partai Demokrat harusnya memanfaatkan popularitas Jeriko untuk mendulang suara pada kontestasi politik di tahun 2024. Dibandingkan dengan Leonardus Lelo, tanpa merendahkan kualitas dan kemampuan, Jeriko memiliki nama besar dan masa yang lebih besar dibandingkan dengan Ketua DPD terpilih.

Demonstrasi hari ini adalah bukti bahwa kader partai berpengaruh besar dalam menaikkan popularitas partai.

Tentunya kekacauan ini akan berpengaruh pada kekuatan Partai Demokrat di NTT bahkan di tingkat nasional. Banyak simpatisan yang akan berpaling. Menarik, untuk menyimak reaksi SBY dan AHY terkait dengan peristiwa ini.

Salam dari Kupang, NTT

Referensi Penulisan Artikel:
1. Siaran Langsung Demonstrasi oleh Pos Kupang
2. Kompas.com
3. Tempo.co
4. Merdeka.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun