Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uem Le'u dan Proses Kristenisasi di Pedalaman Timor

20 November 2021   09:18 Diperbarui: 20 November 2021   16:54 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lopo Suku Dawan | Foto dreamers.id

Naruni masyarakat pada waktu itu melawan tetapi timbul dilema karena status mereka adalah umat Nasrani. Perlawanan itu dilakukan dengan cara menyembunyikan sebagian warisan benda antik, beberapa menolak digunting bahkan menolak dikristenkan tetapi rumah suci mereka dibakar secara paksa.

Opa penulis sempat menyembunyikan benda-benda antiknya termasuk senjata yang dirampas dari penjajah dalam sebuah gua kecil yang dijaga oleh seekor ular besar. Beberapa orang melarikan sebagian milik mereka ke hutan dan kebun.

Rupanya pengaruh kekristenan semacam ini tidak hanya terjadi di Pulau Timor tetapi hampir seluruh wilayah dominasi Kristen di Indonesia.

Dalam penelitian etnografi yang dilakukan oleh Agastya Rama Listya di Nusak Keka dan Talae, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote-Ndao dari Januari 2015 hingga Februari 2016, masyarakat Rote Ndao menceritakan bagaimana perintah Gereja Pentakosta pada tahun 60-an untuk menjual atau membakar seluruh peralatan gong yang dimiliki, termasuk juga benda-benda pusaka lainnya.

Penelitian lain oleh Susia Kartika Immanuel dan M. Yoesoef tentang upacara penahbisan Tongkonan atau Mangrara Banua di Tana Toraja yang mengalami modifikasi akibat pengaruh Kekristenan.

Sementara Marheini Mawuntu juga meneliti tentang proses Kekristenan sebagai agama pendatang di Minahasa selama ratusan tahun mereduksi identitas sosio-kultural
yang dibangun di walak dan pakasaan yang berasal dari kumpulan taranak (keluarga batih) yang berbeda-beda.

Penelitian-penelitian ini menguatkan kisah pembakaran rumah suci secara masal di kampung penulis yang diceritakan oleh para orang tua. Bahwa kekristenan berpengaruh besar terhadap hilangnya warisan-warisan budaya benda maupun tak benda di Indonesia, secara khusus di wilayah dominasi Kristen Protestan.

Seiring berjalannya waktu, proses kekristenan perlahan mereduksi benda-benda peninggalan. Benda-benda antik yang disembunyikan diperintahkan oleh hamba-hamba Tuhan untuk dibuang. Hamba-hamba Tuhan dikenal sebagai orang yang dipakai Tuhan untuk melihat petunjuk Allah dan menyembuhkan orang lain dari sakit penyakit.

Budaya semakin melemah dengan stigma kafir. Kafir dalam pandangan agama Kristen dan Islam adalah orang yang menolak kekristenan. Stigma kafir terkesan buruk, identik dengan kegelapan, kehidupan yang tidak bernilai di hadapan agama dan orang lain.

Benda dan budaya dipandang oleh kekristenan sebagai simbol kepercayaan asli atoin meto yang tentunya bertolak belakang dengan kekristenan. Simbol-simbol tersebut pun dianggap sebagai berhala. Maka untuk menguatkan kekristenan, simbol-simbol tersebut harus perlahan dimusnahkan.

Sementara kekristenan semakin kuat ketika mujisat Tuhan terjadi di Soe, Ibukota Kabupaten TTS. Seperti kebangkitan orang mati, air berubah menjadi anggur dan orang sakit disembuhkan. Orang-orang yang sudah dibaptis dalam Nasrani terus merasakan hal-hal baik dalam hidup mereka, ketika mereka ada dalam kekelaman, ada orang-orang yang hadir untuk mendengar kemudian mendukung mendoakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun