Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menatap Masa Depan Pertanian Indonesia

2 Agustus 2020   14:31 Diperbarui: 2 Agustus 2020   21:20 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlu adanya regenerasi petani, agar krisis petani yang dikhawatirkan di beberapa tahun mendatang tidak terjadi| SUmber: Dokumentasi Humas Kementan

Perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan seluruh elemen dan lapisan masyarakat untuk membangun pendidikan yang berpihak. Pendidikan yang berpihak adalah pendidikan yang sesuai dengan kehidupan masyarakat sekitar. 

Jika pendidikan hanya menciptakan generasi yang berasal dari petani tidak tertarik menjadi petani maka perlu evaluasi terhadap pendidikan itu. Kata Butet Manurung, pendidikan adalah untuk mengenal jati diri.

Bagi penulis, di tengah gencarnya kampanye penggunaan produk pertanian organik di seluruh dunia, pendidikan yang berpihak adalah pendidikan yang sangat tepat bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani untuk regenerasi petani. 

Sebagaimana problematika sumber daya manusia yang sedang dihadapi, pendidikan yang berpihak akan memagari mereka dari ancaman modernisasi yang memaksakan mereka untuk menerapkan pertanian non organik. 

Pengetahuan tradisional terus dikembangkan dengan bantuan pendidikan yang ramah terkait dengan manajemen hasil produk pertanian dan budidaya organik yang lebih tepat untuk menghadapi era industri 4.0

Pada dasarnya, pertanian organik merupakan pertanian yang bebas Genetically Modified Organism (GMO), pestisida sintesis dan pupuk sintesis. Pertanian semacam ini sudah diterapkan oleh masyarakat pedesaan sejak dulu tetapi kehadiran produk-produk tersebut merusak budaya pertanian mereka sehingga pendidikan yang berpihak akan menolong mereka untuk keluar dari pengaruh negatif modernisasi.

Menjadi petani yang mengusahakan produk organik akan menjamin masa depan petani-petani di Indonesia. Bukan hanya dalam negeri tetapi di luar negeri juga membutuhkan produk-produk organik. 

Menurut riset yang dilakukan oleh Organic Trade Association, penjualan produk organik mengalami peningkatan 5,9 persen pada tahun 2018 yang mencapai 47,9 juta dolar. Penjualan ini pun diprediksi akan meningkat hingga 60 juta dolar pada tahun 2022 (kontan.co.id).

Tentunya, produk organik memiliki peluang yang sangat besar pada tahun-tahun mendatang sehingga pendidikan yang berpihak, rekonstruksi mindset dan penerapan pertanian organik perlu dijalankan secara bersama-sama oleh pemerintah dan semua masyarakat yang telah sadar tentang pentingnya pertanian. 

Penulis percaya, krisis petani yang dikhawatirkan akan terjadi pada 10-15 tahun mendatang tidak akan terjadi.

Salam!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun