Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengkritik Kesadaran Masyarakat Kulit Putih tentang Rasisme di Amerika Serikat

3 Juni 2020   01:18 Diperbarui: 3 Juni 2020   07:23 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bocah lelaki kulit hitam memegang kertas bertuliskan Am I Next? saat protes di pusat kota Los Angeles, (AP/Christian Monter via kompas.com)

"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas... Mama. Mama," ujar George diiringi dengan rintihan sebelum tewas.

Lebih ironisnya, masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut berteriak meminta kepada Chauvin untuk mengangkat lututnya dari leher Floyd pun tak dihiraukan. Akibatnya, Floyd mati lemas setelah dilarikan ke rumah sakit Hennepin County Medical Center.

Hasil autopsi yang berbeda juga berindikasi mempertegas rasisme yang sedang dialami oleh orang kulit hitam di Amerika. Bagaimana hasil autopsi bisa berbeda? Sedangkan bukti video dan saksi mata sangat mendukung bahwa Floyd mati dicekik meskipun tidak dilakukan autopsi?

Demonstrasi

Demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Amerika Serikat bukan semata-mata menuntut profesionalisme kerja kepolisian untuk melindungi masyarakat tetapi tuntutan atas unsur-unsur rasisme yang masih mewarnai tindakan aparat kepolisian di Amerika Serikat.

Demonstrasi ini membuktikan bahwa masyarakat kulit hitam tidak lagi sabar dengan perlakuan aparat hukum Amerika Serikat yang menganaktirikan bahkan bertindak semena-mena terhadap masyarakat keturunan Amerika-Afrika. 

Khususnya untuk tahun ini, tiga orang warga Amerika Serikat berketurunan Afrika tewas karena rasisme. Selain Floyd, ada Ahmaud Marquez Arbery dan Breonna Taylor yang merupakan korban terdahulu.

Pada 23 Februari 2020, Ahmaud Marquez Arbery, seorang pria Afrika-Amerika berusia 25 tahun ditembak mati dua warga kulit putih atas nama Travis McMichael dan ayahnya Gregory di dekat Brunswick di Glynn County, Georgia.

Arbery ditembak pada saat sedang jogging di Holmes Road sebelum memasuki persimpangan dengan Satilla Drive di Satilla Shores tetapi masalah tersebut ditarik ulur hingga saat ini tidak memiliki kejelasan penanganan.

Sedangkan Pada 13 Maret 2020, Breonna Taylor yang juga seorang wanita keturunan Afrika-Amerika berusia 26 tahun, ditembak mati oleh petugas Departemen Kepolisian Metro Louisville (LMPD) pun masih kontroversial hingga saat ini karena pengusutan kasus yang terkesan melindungi aparat dibandingkan dengan mengupayakan penegakan Hak Asasi Manusia.

Rasa kepercayaan masyarakat Amerika kulit hitam terhadap pemerintah Amerika dan instansi terkait seakan hilang. Pasalnya, upaya pemerintah rasanya tidak menunjukkan keadilan terhadap masyarakat kulit hitam berdasarkan tiga kejadian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun