Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mungkinkah Cyberbullying Menjelma Menjadi Pembunuh Nomor Satu Dunia?

24 Mei 2020   10:50 Diperbarui: 25 Mei 2020   08:56 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cyberbullying | Foto freepik

Data tentang Kasus Cyberbullying dan Bunuh Diri

Sebuah artikel berjudul "Cyberbullying facts and statistics for 2020" yang ditayangkan oleh comparitech.com mengungkapkan bahwa cyberbullying sedang mengalami tren peningkatan.

Comparitech melakukan survei terhadap lebih dari 1.000 orang tua anak-anak di atas usia 5 tahun. Hasil survei tersebut adalah 47,7 persen orang tua dengan anak usia 6-10, 56,4 persen orang tua dengan anak - anak usia 11-13, 59,9 persen orang tua dengan anak - anak usia 14-18 dan 54,3 persen orang tua dengan anak - anak berusia 19 dan lebih tua melaporkan anak-anak mereka diintimidasi.

Meskipun rata-rata orang tua melaporkan bahwa anak mereka mengalami bullying di sekolah, modus bullying digital semakin marak. Terdapat sekitar seperlima atau 19,2 persen bullying terjadi di media sosial, 11 persen terjadi melalui pesan teks, 7,9 persen terjadi melalui video game, 6,8 persen di situs web media non-sosial dan 3,3 persen terjadi melalui email.

Data Comparitech
Data Comparitech

Survei lain dari internasional Ipsos terhadap orang tua yang memiliki anak di 28 negara yang ditampilkan oleh Comparitech juga menunjukkan bahwa setiap tahunnya semakin banyak orang tua yang mengaku bahwa anak mereka mengalami perundungan di media sosial. Hingga 2018, India dan Brazil menempati urutan tertinggi dalam survei ini sedangkan Rusia dan Jepang berada pada posisi paling bawah.

Data survei internasional Ipsos | Comparitech
Data survei internasional Ipsos | Comparitech

Sementara data dari World Health Organisation (WHO) tentang angka bunuh diri cukup tinggi. Berdasarkan WHO Global Health Estimates, angka bunuh diri di dunia mendekati 800.000 pada tahun 2016 dengan kematian yang terjadi setiap 40 detik. 

WHO juga menyebut bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua pada kelompok umur 15-29 tahun. [Info data dan informasi Kementrian Kesehatan RI, situasi dan pencegahan bunuh diri]

Meskipun jumlah kematian akibat cyberbullying tidak disebutkan secara eksplisit, sebagian dari korban bunuh diri ini disebabkan oleh cyberbullying.

Jika cyberbullying semakin meningkat maka kontribusi cyberbullying terhadap angka bunuh diri pun tidak kalah jauh dari faktor lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun