Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keunikan Budaya Beternak Orang Timor

12 November 2019   08:22 Diperbarui: 12 November 2019   14:32 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peternakan Sapi/Foto: maxpixel.net

Tujuannya adalah peternak cukup dengan memanggil nama ternak yang paling tua, semuanya dapat mengikutinya pergi ke arah tuannya memanggil. Selain itu, penamaan memudahkan pemilik mencari ternak tersebut jika hilang.

Penamaan juga berfungsi menggantikan cara panggil yang sudah umum. Memang pada umumnya ternak mudah mengenali tuannya meski memanggil tanpa menyebutkan nama tapi tidak menutup kemungkinan ternak tidak mengenalinya dalam kondisi-kondisi tertentu. Misalnya suara dari kejauhan dan sebagainya.

Program penamaan dilakukan sejak ternak masih berusia muda dengan membiasakan memanggilnya sehari-hari. Mendekatinya dengan menyebut nama tersebut secara terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, ternak tersebut akan terbiasa dengan nama yang diberikan tuannya.

Namun, dengan program pemerintah untuk mengkandangkan ternak membawa efek pada budaya pemberian nama kepada ternak. Ternak yang tidak dilepas tidak diberikan nama lagi. Hingga saat ini, budaya tersebut sudah punah.

Kedua, Cap atau Malak dalam Bahasa Dawan (Amanuban)

Malak merupakan cap pemilik yang diberikan pada ternak seperti sapi, kuda dan kerbau. Pemberian Malak kepada ternak sangat penting. Pada zaman dahulu, ketiga jenis ternak ini seringkali liar atau keluar dari pedesaan ke daerah lain sehingga dengan adanya Malak, pemilik dengan mudah mengenalinya.

Menarik, setiap garis keturunan memiliki Malak yang berbeda-beda. Misalnya kami Marga Salukh memiliki Malak yang berbeda dengan Marga yang lain. 

Tujuannya agar jika terjadi campur baur dengan ternak milik orang lain, mereka tahu siapa pemiliknya. Selain itu, jika terjadi kehilangan, pemilik cukup menginformasikan kepada warga sekitar untuk mencari dengan melihat pada malam yang tertera pada ternak.

Malak biasanya dibuat dengan menggunakan besi beton yang sudah dipanaskan dengan api. Ternak diikat dengan tali yang tidak memungkinkannya bergerak lalu corak atau motif Malak digambarkan pada paha ternak yang beranjak dewasa atau terlepas dari induknya.

Resiko ternak tidak memiliki Malak adalah mudah hilang. Menurut cerita orang tua saya, jika ternak tidak memiliki Malak dan jika dicuri oleh tetangga dan dengan cepat ia memberikan Malaknya maka kita tidak bisa menuduhnya mencuri dan mengklaim ternak tersebut milik kita.

Kasus pencurian ternak yang tidak pernah berhenti membuat orang Timor tetap menggunakan Malak hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun