Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Ayam Birma: Bertarung Demi Menjadi Raja

5 Januari 2023   15:20 Diperbarui: 5 Januari 2023   21:44 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah mungkin yang dinamakan hukum rimba, siapa yang kuat, dia yang menang!

"Ayam birma memang begini. Mereka ayam petarung!" paksu melepaskan jeratan pohon pare pada salah satu kaki anak ayam itu.

Pohon pare kesayangan, sudah mulai kering batangnya, karena setiap saat dipatuki mereka. Pohon yang tadinya berbuah lebat, kini tinggal satu dua saja buahnya.

"O, yang telurnya berwarna biru, ya?" aku pernah melihat telurnya.

"Iyaa."

"Nanti lebaran, kita bagikan ke saudara, dan juga Pak RT yang telah berbaik hati meminjamkan kebun untuk kandang ayam."

"Iya, mending dibagikan aja, Beh!" aku mengangguk setuju.

Aku sendiri kurang suka makan ayam yang dipelihara paksu, gak tega rasanya! Aku dan anak-anak lebih suka ayam BR, yang dagingnya empuk, dan setiap hari tersedia di warung langganan.

Mudah-mudahan mereka lekas tumbuh besar, biar bisa dibagikan, dan takkan kudengar lagi suara menciap kesakitan, karena pertarungan.

Ketiga anak ayam itu, hingga kini masih tetap bertarung, entah sampai kapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun