Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bisnis Oleh-oleh Khas Daerah (Part 1)

16 November 2022   07:09 Diperbarui: 16 November 2022   07:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Oleh Neni Hendriati

"Nanti jangan lupa oleh-olehnnya, ya!"

Begitu selalu pesan sahabat-sahabat paksu, kalau kami mudik. Mereka sering mampir di rumah kami , sepulang berjamaah magrib di masjid.

Suamiku kebetulan seorang ustaz, mengajar di sekolah madrasah di sana. Sesekali mendapat undangan pengajian, atau mengurusi yang meninggal.

Ada tujuh sampai delapan orang sahabat masjid paksu yang suka mampir, dan rata-rata orang berada, dengan rumah mentereng, dan pekerjaan hebat. Aneh, mereka mau juga berdesak-desakan di rumah kami yang sempit.

Maklum, rumah kami hanyalah rumah bersubsidi type 21, berkamar 1. Masih asli, lagi! Artinya, belum direnovasi sama sekali. Biasanya bila mereka datang, mereka disuguhi teh manis dan cemilan alakadarnya dari kampung.

Kebetulan, tetangga mertuaku di kampung berjualan rengginang, keripik pisang, keripik talas, keripik ubi dan saroja. Cemilan kriuk-kriuk yang sangat digemari mereka. Begitulah, para tetangga dan sahabat paksu, selalu ceria tatkala menerima oleh-oleh seperti itu.

"Nanti kita belanja dari kampung buat kita jual aja, Umi!" paksu dapat ide.

Aku hanya duduk mendengarkan.

"Pasti sahabat Bapak mau membelinya. Soalnya mereka sangat suka!"

"Modalnya dari mana, Pak?" aku menghitung uang di dompet, yang kian menipis. Biaya bulanan dan untuk bekal sekolah ketiga anak, sangat pas-pasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun