Ramadan semakin berjalan pada ujung hari, kala pertama sangat terasa. Banyak hal berbeda yang kita temui, peralihan dari kehidupan yang serba dikenyangkan tanpa batas, malam bersuka cita dengan duka cinta tanpa menghadap sang pencipta. Namun tiba-tiba harus menghadapi bulan penuh suka cita, mau tak mau fisik dan logika menyambut dengan penuh rasa. Ramadan tahun ini sama seperti ramadan kemarin yang kita temui, bedanya kita dan yang kemarin terletak pada peran diri.
Akankah semakin bersemangat menimbun ibadah sebanyak-banyaknya di bulan ini? atau menjalani hari-hari seperti biasanya saja? kita sendiri yang bisa jawab. Ajaibnya ramadan kali ini banyak sekali warna-warni yang kita temui sebagai penduduk negara yang sedang menampilkan berita yang kurang baik akhir-akhir ini.
Di mulai dari banjir, minyak oplosan, penyalahgunaan dana zakat dan dana-dana yang lain. Yang akhir-akhir ini selalu menemani laman berita kehidupan kita. Ajaib sekali bukan? Tapi biarlah hal itu terjadi, kita masih ada tugas penting lain untuk meningkatkan kualitas diri di bulan mulia ini.
Bukan hanya warna dan corak mukena saja yang saling memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing. Tiap kita di bulan ini juga sama. Tingkat produktifitasnya berbeda. Contohnya mungkin beberapa cuplikan video yang tersebar di media sosial, memperlihatkan aktivitas warga bekasi yang sedang dilanda banjir, mereka saling membahu membantu satu sama lain. Ada yang sahur seadanya, memilih menyelamatkan kucing di sangkar burung sampai menjadikan ketidakberuntungan itu sebagai hiburan. yang tujuannya antara lain agar tetap enjoy menikmati hidup.
Dari sekain kejadian yang menimpa kita saat ini dan bagaimana diri kita menghadapinya, bukankah menjadikan bulan ramadan semakin tak terasa? ternyata kita sudah sampai di hari ini. Sudah tidak asing lagi dengan aktivitas harian yang dahulu di awal pertama sudah kita keluhkan. Sudah tidak lagi mempermasalahkan akan berbuka dengan segudang makanan pembuka, sudah tidak asing lagi dengan aktivitas harian dan kewajiban yang seharusnya kita lakukan. Bekerja di pagi hingga sore hari. Beribadah di malam hari.
Aktivitas yang pernah kita keluhkan karena ketidakmungkinan itu, kini melekat erat dengan kehidupan kita. Selanjutnya tentunya tujuan dari pada apa yang kita lakukan di bulan mulia ini, antara lain untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Semoga tiap dari kita menemui titik warna baru di bulan penuh kebaikan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI