Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Webinar PERDOSRI: KLB Polio, Gejala, dan Manajemen Rehabilitasi Medis

21 Desember 2022   09:11 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:19 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua PP PERDOSRI dr Rumaisah Hasan, SpKFR, NM(K) (dokumen pribadi)

Pencegahan utamanya adalah vaksinasi sesuai jadwal imunisasi anak yang dikeluarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin polio oral (OPV) diberikan segera sesudah lahir.  Prognosis kematian terjadi pada 5 -- 10% tipe spinal dan 25-35% tipe bulbar.

"Anak dengan kelemahan flaksid akut, terutama bila asimetris, patut dicurigai mengalami polio," jelasnya seraya menambahkan setelah pasien melewati fase akut maka mulai dilakukan rehabilitasi medis.

Dr. Fatchur Rochman, Sp.KFR, M.S.(K) dari Departemen Rehabilitasi Medis FKUnair-RSUP dr. Soetomo, Surabaya, memaparkan tatalaksana selama fase akut adalah istirahat, isolasi penderita, terapi simtomatik dan program rehabilitasi medis seawal mungkin.

Pada kasus-kasus tertentu bila tindakan non operatif tidak berhasil dapat dilakukan tindakan operatif.

Ketua PP PERDOSRI dr Rumaisah Hasan, SpKFR, NM(K) (dokumen pribadi)
Ketua PP PERDOSRI dr Rumaisah Hasan, SpKFR, NM(K) (dokumen pribadi)

Program rehabilitasi medik terbagi dalam 4 fase: stadium akut (sampai 2 minggu), subakut (2 minggu -- 2 bulan), konvalesen (2 bulan -- 2 tahun), dan kronis (setelah 2 tahun).
 
Pada Stadium akut dapat terjadi spasme dan nyeri otot, maka tujuan program rehabitasi medis di fase ini adalah mencegah kerusakan metaneuron total dan permanen serta mencegah kelelahan dan kontraktur otot.

Programnya adalah isitiraha total (total bed rest) disertai proper positioning. Selain itu, diberikan pengobatan simptomatik antipiretika, analgetika dan relaksan otot.

"Bila terdeteksi adanya kelemahan otot pernafasan maka posisikan penderita dengan kepala direndahkan, bila perlu dipasang respirator. Bila ada kelemahan pharynx pasien dapat diposisikan miring. Hindari trauma, pemeriksaan yang lama, EMG, pijat dan stimulasi listrik," jelasnya.

Pada stadium polio sub-akut, masih ada spasme , pasien masih istirahat dan proper positioning, cegah kelelahan dan pemberian obat-obatan simtomatik.

Selain itu, mulai dilakukan latihan lingkup gerak sendi pasif (digerakkan oleh orang lain) dan pemberian splint/alat bantu). Kehati-hatian dalam pemberian latihan adalah jangan sampai menimbulkan nyeri.

Stadium konvalesen kekuatan otot mulai pulih, dalam 1 tahun pertama ini diharapkan terjadi pemulihan fungsi otot (50-70%). Tujuan latihan adalah mempertahankan lingkup gerak sendi yang normal, mempertahankan kekuatan otot yang normal, menguatkan otot yan glemah atau atrofi, penguatan otot yang digunakan untuk substitusi/mengambil alih fungsi otot yang lumpuh permanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun