Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tahun Baru Islam dan Fenomena "SCBD"

31 Juli 2022   14:17 Diperbarui: 31 Juli 2022   14:21 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: disway.id

Terlihat pula peragaan busana yang dilakukan oleh laki-laki dengan melenggak lenggok dengan busana ala seorang perempuan. Yang mencuatkan isu LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) hadir di tengah fenomena ini. Isu yang harus menjadi warming alert bagi kita semua. Bahwa setiap celah bisa disusupi oleh LGBT.

Di sisi lain, sekumpulan anak-anak remaja tidak lagi melihat pendidikan sesuatu yang penting. Karena sosok yang tengah viral dan menjadi idola tidak menempatkan pendidikan sebagai bekal utama meraih masa depan. 

Lambat laun fenomena ini pun sudah menjadi virus yang menyebar ke berbagai kota lain. Virus itu akan menyebar ke mana-mana. Sebut saja di Jalan Braga, Bandung atau kawasan Malioboro, Yogyakarta, dan kota lainnya.

Fenomena ini banyak faktor yang melatarbelakanginya di antaranya peran keluarga, ekonomi, tren milenial, dan perkembangan informasi, sehingga orang mudah sekali untuk menjiplak apapun yang ada. 

Lantas, apakah kita hanya berdiam diri membiarkan virus itu menulari anak-anak kita? 

Tentu saja kita harus terlibat dengan urusan sekitar masyarakat dan selalu menyebar kebaikan. Karena kondisi kekinian memerlukan keberpihakan kepada kemaslahatan umat manusia.

"Manusia tidak cukup memiliki sifat sholihun tapi juga harus mukhlisun. Harus punya perhatian terhadap masalah-masalah umat," tuturnya.

Sebagaimana halnya Rasulullah sebelum diangkat menjadi Nabi pun selalu ikut memperhatikan kondisi masyarakat di sekitarnya. Selalu melakukan perenungan atas kondisi di sekitarnya. Selalu juga menyebarkan kebaikan sehingga dikenal sebagai orang yang amanah dan jujur. 

Jangan sampai kita membiarkan fenomena itu menjadi tidak terkendali. Jangan sampai hati mereka mengeras yang tidak mau lagi menerima nasihat. 

Sebagaimana firman Allah, "Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras." (Surat 57, Al-Hadid, ayat 16)

Dari ayat ini, Allah mengingatkan kapan kita segera merapatkan diri dengan Allah dengan tuntunanNya dan syariatNya. Jangan seperti orang-orang sebelumnya. Mereka berlalu begitu saja ketika dinasihati hingga hati mereka menjadi keras. Hati yang susah lagi disentuh dengan nasihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun