Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hadiah Bupati Cup 2021 Segitu Saja? Pantas Kadispora Pandeglang Dicopot

21 Desember 2021   12:50 Diperbarui: 21 Desember 2021   13:03 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi tadi suasana hati saya lagi tidak bagus. Bukannya menyambut pagi dengan senyuman, yang ada inginnya marah-marah. 

Ingin marah tapi ditahan-tahan. Jadi, karena tidak diluapkan, saya bawaannya menggerutu mulu. Kesal begitu. Entahlah, ada apa dengan saya? Astaghfirullah al 'adzim...

(loncat)

Hari ini anak bungsu saya yang kelas 4 SD jadwalnya PTM terbatas, masuk pagi. Ia pun berangkat sekolah yang diantar uwaknya, alias abang pertama saya.

Saya memang memakai jasa abang saya mengingat abang saya nyambi jadi driver ojek online. Lumayanlah, uangnya buat nambah-nambah pegangan abang saya. 

Biasanya, tarif ojek online dari rumah ke sekolah anak saya sekitar Rp20.000. Jadi PP, Rp40.000, ditambah uang jajan Rp10.000. Total berarti Rp50.000 sehari. 

Selepas anak saya berangkat sekolah, rutinitas saya, ya membaca berita di hp. Biasa, mengikuti perkembangan berita terkini, terhangat, dan viral. 

Saya sangat jarang membaca berita soal artis yang menurut saya isinya tidak penting banget buat saya. Tidak ada manfaatnya. Jadi, saya lewatkan begitu saja.

Nah, ada berita yang menarik buat saya, yang memicu kembali "emosi" saya. Semula tadinya mood saya sudah kurang bagus, baca berita ini, saya jadi ngedumel-ngedumel lagi.

Beritanya soal Bupati Cup yang viral itu. Kegiatan turnamen olahraga yang diadakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pandeglang, Banten, Jawa Barat. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pandeglang memang menggelar Bupati Cup Tahun 2021.

Bupati Cup ini event tahunan untuk pembinaan prestasi multievent tingkat pelajar di Kabupaten Pandeglang. Terakhir digelar pada 2019, dan kembali digelar pada 11 sampai 16 Desember 2021.

Kegiatan itu diperuntukkan bagi siswa tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Pandeglang.

Ada 4 cabang olahraga yang dilombakan yaitu pencak silat, panjat tebing, karate, dan futsal. Dari 4 cabor ini ada sekitar 50 nomor pertandingan.

Nah, even itu menjadi heboh karena hadiah bagi para pemenangnya ya memang menghebohkan. Nilai hadiahnya cukup mencengangkan. Bahkan, hampir menyulut emosi saya.

Bagaimana tidak viral? Juara satu cabang olahraga panjat tebing di Bupati Cup mendapat hadiah Rp165 ribu. 

Sementara itu, juara tiga cabor panjat tebing menerima hadiah Rp95 ribu. Itupun hadiahnya disebut kelebihan Rp 1000 dan harus dikembalikan karena uang negara. 

"Buat juara satu kan Rp 225 ribu, juara dua Rp 175 ribu dan juara tiga itu Rp 100 ribu, itu semua kena pajak 6 persen. Tapi untuk juara tiga kan dikasihnya Rp 95 ribu, harusnya Rp 94 ribu. Ada kelebihan itu seribu, itu dibalikin lagi uang itu ke kami," kata Dadan saat dikonfirmasi wartawan, sebagaimana dikutip kompas.com, Senin, 20 Desember 2021.

Beda lagi dengan juara satu cabor pencak silat hanya mendapatkan hadiah Rp45 ribu.
Jumlah hadiah yang kecil itu pun menjadi pembicaraan warganet. Bikin geleng-geleng kepala.

What?? Segitu saja hadiahnya? Apakah tidak melukai hati para peserta? Itu cabang olah raga lho yang menguras energi dan beresiko mengalami cidera. Kalau cidera, biaya yang harus dikeluarkan lebih dari itu.

Benaran itu Kadis mengalokasikan hadiah sebesar eh sekecil itu? Uang sejumlah itu mah habis buat ongkos saja. Itu juga buat seorang. Belum makan dan lain-lain. Ya ampun? 

Sungguh teganya, teganya, teganya...

Apakah tidak diperhitungkan dengan seksama? Apalagi membawa nama Bupati. Apakah tidak dipikirkan efeknya? Apakah kira-kira dengan hadiah sekecil itu tidak akan memunculkan pergunjingan?

Katanya mau menjaring atlet-atlet unggulan, tapi kok kurang gizi begini? Bagaimana para peserta tidak kecewa coba? Saya saja yang tidak terlibat dan bukan warga Pandeglang kecewa.

Karena ini even resmi bernama "Bupati Cup" yang ditandai dengan kop resmi, mau tidak mau Bupati Pandeglang Irna Narulita terkena imbasnya. Namanya jadi terseret-seret.

Jelas saja Bupati Irna marah, juga sangat malu dengan yang dilakukan pihak Dispora kepada atlet dan masyarakat. Terlebih berita ini menjadi heboh dan viral.

Bukan karena semata-mata nilai hadiahnya, tetapi juga karena tidak ada komunikasi antara Kadispora Dadan Saladin dengan Bupati Irna. 

Kadis juga tidak datang untuk konsultasi saat hendak menyelenggarakan acara tersebut. Itu sebabnya,  Irna mengaku baru tahu ada event itu saat sudah heboh di media.

Irna murka karena perhelatan itu ternyata tidak diketahuinya, namun anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 150 juta. Nama baiknya pun tercoreng.

Jangankan Bupati, saya saja yang masyarakat biasa kesal, jengkel, marah. Terpicu kan emosi saya.

"Kepala dinas nggak ada koordinasi, datang ke bupati. Mungkin dia pikir wah bupati happy nih, tapi mencoreng nama baik bupati dengan penghargaan hadiah yang remeh temeh begitu," ujarnya sebagaimana dikutip kompas.tv, Selasa, 21 November 2021.

Bayangkan, seorang kepala dinas nyelonong boy bikin acara tanpa laporan kepada pimpinan tertinggi di wilayahnya. Namanya, apa itu? Keblinger? Lha, aturannya memang harus begitu bukan?

Karena kegiatan itu langsung atau tidak langsung merusak nama baik Bupati, maka Kadispora pun dicopot jabatannya.

Dadan sendiri memilih bersikap pasrah atas pencopotan tersebut. "Ya copot-copot saja, rezeki, ajal sudah ada ketentuannya dari Allah, hanya bagaimana kita menyikapinya," kata Dadan dikutip dari Kompas.com.

Kadispora mengklaim jika hadiah atau uang pembinaan yang diberikan pada juara untuk cabang Panjat Tebing Bupati Cup 2021 sudah sesuai dengan anggaran yang telah disusun oleh pihaknya.

"Uang tunai yang diberikan pada para juara memang sudah sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan oleh dinas. Nilai itu sudah termasuk lumayan daripada tidak diberi sama sekali," katanya.

Atas peristiwa yang secara tidak langsung menampar wajah Bupati Pandeglang, Irna Narulita pun meminta maaf kepada para atlet yang menerima hadiah dari penyelengaraan Bupati Cup. 

"Saya minta maaf ini sangat melukai para atlet-atlet muda kita," kata Irna saat memimpin apel di Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang, Senin (20/12/2021) pagi.

Bupati pun memberikan hadiah tambahan Rp 57 juta untuk juara di tiga cabor yaitu panjat tebing, pencak silat dan karate. Uang tersebut berasal dari dana pribadinya.

"Saya bertanggung jawab penuh atas kelalaian kepala dinas, saya pemimpinnya. Saya minta maaf, dan ini saya tambahkan hadiahnya untuk mereka semua dari bupati," kata Irna sebagaimana dari video yang saya tonton ketika Bupati memimpin apel, Senin, 20 Desember 2021.

Bupati juga meminta agar penggunaan dana kegiatan Bupati Cup 2021 diaudit. Karena ia juga menerima laporan, peserta harus membayar biaya pendaftaran.

Menurut saya, peristiwa ini harus menjadi catatan buat Kepala Dinas di daerah manapun dalam menyelenggarakan suatu kegiatan. 

Harus dipikirkan matang-matang. Harus sesuai alurnya. Harus dikomunikasikan. Jangan sampai melukai banyak orang. 

Kalau memang tidak ada anggarannya (tapi kok bisa sampai ratusan juta gitu?), ya sudah tidak usah dipaksakan. Daripada bikin malu. Bupati malu, Kadis malu, keluarga malu, rakyat juga malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun