"Nggak usah ke salon, cukup dengan wudhu aja juga udah cukup," katanya.
Kalau sudah begini saya malas berdebat.
Untung saya punya uang sendiri, punya penghasilan sendiri, jadi saya bisa melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan tanpa harus meminta uang pada suami.Â
Ternyata biayanya lumayan juga. Perawatan 10 bulan sudah bisa beli motor cash! Jiwa emak-emak saya pun sedikit berontak. Saya sebenarnya hampir dibilang jarang banget ke salon, apalagi ke klinik kecantikan.
Tapi sejak pandemi Covid-19, yang berarti hampir 2 tahun, saya tidak pernah lagi ke klinik kecantikan langganan saya itu. Ada untungnya juga. Jadi, uangnya bisa saya alihkan buat keperluan lain. Emak-emak banget kan? hehehe...
Meski begitu, tidak ada jerawat yang menghampiri wajah saya. Seperti kata suami saya, ya saya mengandalkan air wudhu saja plus cuci muka pakai sabun bayi pada pagi dan saat mau tidur malam.
Selain itu, perbanyak mengonsumsi air putih. Memenuhi kebutuhan cairan pada tubuh setiap harinya dapat membuat kulit terhidrasi dengan baik. Karena kulit yang kering memicu minyak berlebih yang meningkatkan risiko jerawat.  Kulit terhidrasi  jerawat pun dapat hilang dengan perlahan.
Tidak lupa  perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung antioksidan. Terutama pepaya yang mengandung vitamin A, C dan E, yang semuanya baik untuk kulit. Kandungan enzim papainnya berguna untuk masalah jerawat. Murah meriah kan?
Terpenting lagi tidak stres yang berlebihan karena dapat memicu munculnya jerawat pada kulit wajah. Jangan sampai pengalaman sebelumnya yang membuat saya terkena kanker terulang lagi.
Ya, belajar dari pengalaman, persoalan apa pun yang saya hadapi ya dibawa happy saja. Selain jerawat enggan mampir, penyakit lain pun insya Allah ikut menyingkir.