Danau Toba adalah salah satu destinasi wisata kebanggaan Indonesia, wonderful Indonesia, warisan dunia, yang berada di Sumatera Utara. Toba adalah gunung api, dan legenda letusan dahsyatnya telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia juga dunia. Danau Toba pun menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP).
Apa yang tebersit pertama kali ketika mendengar kata Danau Toba? Danau vulkanik dengan kedalaman sekitar 500 meter dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter?
Mendengar pertanyaan ini, anak saya langsung menjawab "Cerita rakyat mengenai asal usul Danau Toba."
Saya sependapat dengan jawaban anak saya. Karena, saya, kalau mendengar kata Danau Toba juga langsung teringat dengan kisah legenda Danau Toba yang pernah diceritakan guru saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Legenda ini masih melekat dalam ingatan saya.Â
Dari saya masih anak-anak hingga saya dikaruniai tiga anak yang beranjak remaja. Berapa lama itu? Puluhan tahun berlalu cerita itu masih tersimpan rapi dalam ingatan saya. Legenda yang menjadi Heritage of Toba.
"Ada yang tahu asal usul Danau Toba dan Pulau Samosir?" tanya guru saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Saat itu, saya bersekolah di SD Negeri Cibadak V, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.
Lalu mengalirlah cerita dari guru saya. Diceritakannya, berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat setempat. Danau Toba itu sendiri berasal dari nama seorang pemuda bernama Toba. Seorang yatim piatu yang pekerjaan sehari-harinya sebagai petani. Ia juga kerap mencari ikan di sungai yang tidak begitu jauh dari rumahnya.Â
Pada suatu hari, saat memancing di sungai, Â Toba mendapatkan seekor ikan mas berukuran besar. Ikan itu terlihat berkilauan dan cantik. Toba pun membawanya pulang dan memeliharanya. Ternyata, ikan berwarna emas ini menjelma menjadi sosok perempuan cantik.
Melihat kecantikannya, Toba jatuh cinta, lalu melamarnya untuk menjadi istrinya. Sang putri bersedia dengan satu syarat Toba harus berjanji merahasiakan asal usulnya kepada siapa pun. Toba pun menyanggupi permintaan tersebut.Â
Tahun berganti. Rumah tangga keduanya berjalan harmonis. Hingga dikaruniai seorang anak bernama Samosir. Suatu hari, Â Samosir diminta ibunya untuk mengantarkan makanan pada ayahnya di ladang.Â