Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketiadaan Air Bersih di Lokasi Bencana Bisa Menimbulkan Bencana Baru

23 Maret 2021   15:26 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:50 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prosesnya hanya dengan sistem mengalir secara grafitasi, memisahkan polutan dan kotoran menjadi air bersih dengan menggunakan tawas dan disinfektan kaporit yang mudah didapat di Indonesia. 

Kapasitas yang dapat dibuat menggunakan mekanisme proses micro hydraulic ini mulai dari yang kecil sampai kapasitas ribuan liter perdetik. Hanya memerlukan listrik 1000 watt untuk pompa guna mengalirkan air dari sungai ke instalasi pengolahan.

Baca juga:
Dengan Teknologi Ini Mengubah Air Kotor Menjadi Air Bersih

Jadi, katanya, untuk saat ini teknologi lokal kita sudah bisa diandalkan, tidak perlu menggantung bantuan luar negeri. Bahkan untuk bencana seperti gunung merapi di mana hampir semua sumber air tercemar belerang, instalasi produk LAPI ITB mampu menghandlenya. 

"Bahkan untuk polutan nuklir kita sudah bisa atasi. Untuk menjernihkan polutan kita gunakan tanah, sementara untuk menyerap zat yang bersifat racun digunakan arang. Yang penting dijaga adalah mengusahakan agar air itu tidak semua mengalir ke laut menjadi air asin, sebab biayanya akan menjadi sangat mahal," terangnya.

Sebagai penanggap, dr. Kadarsyah  mengatakan untuk masalah air, terutama untuk bencana, harus dihadapi dari dua pendekatan, yakni melalui pemerintah dan melalui masyarakat sendiri. Tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan pemerintah.

"Masyarakat perlu tahu cara melakukan mapping kebencanaan. Masyarakat perlu dipersiapkan menghadapai situasi bencana, termasuk di dalamnya melakukan persiapan air," ujarnya.

Masyarakat harus tahu sumber air, mata air, sungai, cara menyimpan air dan cara membuat tempat menyimpan air. Dengan cara ini kita akan yakin bahwa masyakat kita siap menghadapi problem air. 

Bagaimana pun persoalannya maka belajarlah dari sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun