Mohon tunggu...
Dyah Retna Prabaningrum
Dyah Retna Prabaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Freshgraduate

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Jember. Tertarik dengan ilmu pengetahuan dan kegiatan menulis, hobi membaca buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Refleksi World Water Day 2024: Bencana Banjir dan Krisis Air di Indonesia

22 Maret 2024   13:04 Diperbarui: 22 Maret 2024   13:14 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : istockphoto.com

Tanggal 22 Maret 2024 diperingati sebagai hari air sedunia. Hal yang umum diketahui bahwa air menyimpan sejuta manfaat bagi manusia. Alirannya seiring dengan aliran kehidupan manusia. Namun dalam kesadaran akan pentingnya air. 

Sudahkan kita melakukan gerakan sadar lingkungan agar eksistensi air dapat membawa kebermanfaatan yang seimbang? 

Baru-baru ini negara Indonesia dihadapkan dengan curah hujan yang tinggi pada bulan Maret, sehingga di daerah-daerah tertentu dikabarkan terjadi banjir. Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di wilayah indonesia pada saat datangnya musim hujan. Lantas bagaimanakah banjir tersebut dapat terjadi?

Usaha untuk menjaga keseimbangan alam nyatanya masih kurang di lakukan oleh masyarakat kita. Pembabatan hutan di lereng-lereng gunung yang dimanfaatkan untuk sektor pertanian mengakibatkan daya serap air yang seharusnya dilakukan oleh pohon-pohon besar menjadi melemah. Kebiasaan membuang sampah di sungai juga mengakibatkan penumpukan sampah yang mengganggu aliran air sehingga kelak terjadilah banjir. 

Penataan kota yang kurang mengedepankan aspek drainase juga tidak kalah mendukung terjadinya banjir musiman di Indonesia. Hal ini tentu membutuhkan kerja sama dari pemerintah dan masyarakat agar bencana banjir tidak lagi-lagi terjadi di negeri tercinta kita. 

Di kabupaten Demak misalnya selama beberapa hari ke belakang telah terjadi banjir yang mengakibatkan lumpuhnya aktivitas masyarakat.

Ini bertolak belakang dengan kondisi masyarakat kita pada saat terjadinya musim kemarau. Kekeringan air mengakibatkan kebakaran hutan bahkan krisis air hingga sulitnya aktivitas masyarakat. 

Lantas bagimanakah seharusnya kita dalam mengelola air agar keberadaannya memberikan manfaat yang berimbang? Kampanye hemat air perlu kita lakukan dengan tujuan menggunakan air untuk kebutuhan yang penting. 

Kegiatan hemat air artinya kita konsisten untuk tidak menghambur-hamburkan air tanpa tujuan yang jelas. Ini memiliki dampak yang efektif bila dapat dilaksanakan secara luas. Sehingga ketika musim kemarau datang, penyimpanan air di Indonesia masih mencukupi kebutuhan masyarakat.

Selain itu pemanfaatan air laut dengan metode penyulingan menjadi air tawar juga telah banyak di lakukan oleh beberapa negara di dunia, misalnya Arab Saudi. Dengan menggunakan metode ini maka air laut dapat diubah menjadi air bersih sesuai standar Kementerian Kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun