Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pengelolaan Air, Mari Belajar dari Kesalahan Negeri Saba'

16 Maret 2021   13:08 Diperbarui: 16 Maret 2021   13:17 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Prof. Dr. Anwar Daud, S.K.M., M.Kes. (Dokumen pribadi)

Sedangkan kesehatan manusia dan ekosistem, ketahanan pangan, serta perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan air baku. Kontribusi besar yang diberikan oleh sumber daya air turut mempengaruhi ketahanan energi dan ketahanan pangan.

Isu lain yang masih terkait erat dengan sumber daya air adalah perubahan iklim. Dampak negatif dari perubahan iklim akan sangat berpengaruh pada sistem dan pengelolaan sumber daya air. 

Fenomena seperti perubahan pola dan curah hujan memerlukan dukungan dari bidang teknologi yang mampu beradaptasi dalam mengantisipasi pengelolaan sumber daya air. 

"Puslitbang sumber daya air Kementrian Pekerjaan Umum di tahun 2011 menyatakan bahwa pulau di Indonesia dengan indeks ketersediaan air terendah adalah pulau Jawa, disusul oleh pulau Bali dan Nusa Tenggara," sebutnya. 

Selain itu, Brown dan Metlock (2011) juga menyebutkan bahwa saat ini pulau Jawa sudah mengalami tekanan air (water stress) yang dapat berujung pada kelangkaan air (water scarcity) seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sementara itu, Fachrurrozi Basalamah lebih menyoroti banjir yang selalu merendam Jakarta setiap tahunnya. Katanya, dari 13 sungai yang mengalir melalui Ibu Kota ditambah dengan 3 kanal banjir, tapi yang menjadi kewenangan Pemda DKI hanya 4 sungai. 

"Selebihnya menjadi kewenangan pemerintah Pusat. Persoalannya seberapa peduli Pusat atas sungai yang melewati DKI?" ujarnya. 

Akan halnya banjir di daerah-daerah lainnya, ia menyarankan agar memperbanyak kawasan konservasi melalu gerakan-gerakan kecil. Gerakan kecil bila dilakukan oleh banyak komunitas akan menjadi gerakan besar. "LKMI HMI ada di mana-mana, karena itu bisa menjadi lokomotif gerakan," tandasnya.

Ia juga menyarankan perlunya advokasi agar daerah muara/hilir yang terdampak banjir diberi kewenangan mengurus sungai, baik mengolah, memberisihkan maupun, membuat waduk/sumur resapan, ataupun menanam pohon.

Dalam webinar itu disepakai, sebagai basis kemakmuran, dengan teknologi air dapat pula dirancang untuk mengubah perilaku masyarakat. Menjadikan masyarakat beradab, menghargai air, dan berperilaku hidup bersih. 

Semoga saja negeri ini tidak mengulang kisah negeri Saba'.

Wallahu a'lam bishawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun