Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bone Scan, Deteksi Penyebaran Sel Kanker ke Tulang

4 Desember 2020   09:16 Diperbarui: 4 Desember 2020   12:08 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu sebabnya, seorang pengantar pasien yang mengaku ibu menyusui, oleh petugas diminta keluar dari ruangan ini. Tidak boleh mendampingi pasien. Mumpung belum diberikan suntikan zat radioaktif. Disarankan suaminya saja yang mendampingi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Nah, sebelum pasien dibone scan, saya akan disuntik obat radiasi melalui cairan infus. Obat ini akan bereaksi dua hingga tiga jam kemudian. Butuh waktu selama itu biar obat terserap ke seluruh tulang. Baru setelah itu saya dibone scan.

Zat yang disuntikkan ini akan bersirkulasi di dalam tubuh melalui aliran darah. Begitu, zat radioaktif menyebar ke seluruh tubuh, sel-sel dari tulang yang rusak akan menarik zat radioaktif sehingga berkumpul di tempat-tempat tersebut.

Saat saya disuntik obat radiasi, maka secara otomatis tubuh saya mengandung radiasi dan memancarkan sinarnya meski tak terlihat secara kasat mata. Dan, sejak itu pasien tidak boleh ke mana-mana. Harus ada di lantai ini.

Petugas juga meminta pasien setelah dibone scan untuk menjaga jarak dengan orang lain. Terutama anak-anak dan ibu hamil. Minimal jaraknya 3-5 meter. Kata petugas, anak-anak yang dimaksud yaitu yang berusia di bawah 18 tahun.

"Kalau bisa jangan satu rumah dulu dengan anak-anak khawatir anak-anak tidak paham dan selalu ingin menghampiri ibu atau bapaknya. Bisa ke rumah kerabat atau tetangga. Pokoknya yang diyakini tidak ada anak-anak atau bayi di dalamnya," kata petugas.


Kalau dengan orang dewasa, meski tidak perlu terlalu dikhawatirkan terpapar sinar radiasi, sebisa mungkin juga berjarak. Kalau saya yang pulang menggunakan kereta, disarankan naik di bukan jam-jam sibuk. Yang ini sudah saya perhitungkan. Itu sebabnya, saya datang sesuai waktu yang diminta.

Petugas lalu menambahkan, setelah disuntik zat radioaktif, pasien diminta untuk mengonsumsi air minum lebih banyak agar tidak dehidrasi dan agar zat radiasi bisa terbuang lewat urin. Banyak minum minimal 1,5 liter air dapat membantu mengeluarkan zat radioaktif yang tidak terkonsentrasi pada jaringan tulang.

Sebelum disuntik zat radioaktif, petugas menjelaskan apa yang harus dilakukan setelah disuntik zat ini (dokpri)
Sebelum disuntik zat radioaktif, petugas menjelaskan apa yang harus dilakukan setelah disuntik zat ini (dokpri)
"Kalau buang air kecil jangan di lantai tapi di closetnya, lalu disiram dengan air yang banyak ya. Kalau buang air besar, siramnya agak banyak juga karena dikhawatirkan sisa-sisa radiasi tidak terbuang," jelasnya. 

Sesampainya di rumah, pasien harus segera mandi dan keramas selama 3 hari berturut-turut mengingat sisa radiasi keluar dari pori-pori, urin, dan keringat. "Baju langsung dicuci, jangan direndam", begitu katanya.

Di rumah, kalau saya butuh bantuan, yang membantu saya harus orang dewasa, bukan anak. Saya sebisa mungkin menjaga jarak dengan anak-anak. Saya tidak boleh banyak hilir mudik. Intinya, saya harus mengurung diri di kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun