Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyikapi Wabah Penyakit Sesuai Syariat Islam

29 Oktober 2020   10:30 Diperbarui: 29 Oktober 2020   22:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam melarang makan makanan yang tidak layak dimakan, seperti kelelawar. Karena itu, negara memiliki peran untuk senantiasa menjaga perilaku sehat warganya.

Lantas bagaimana cara Rasulullah menghadapi wabah penyakit? Jauh sebelum ini, di jaman Nabi Muhammad Saw juga pernah menghadapi wabah penyakit menular.

Guna mencegah agar penularan tidak kian meluas, Rasul memberikan contoh dengan menghindar. Sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa."

Rasul juga bersabda, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Dalam konteks kekinian, kita harus menerapkan social distancing agar tidak tertular, dan bagi yang terinfeksi untuk melakukan karantina atau mengisolasi diri.

Menghindari kontak secara langsung dengan penderita penyakit menular adalah cara kita membentengi diri dari penyakit menular sebagaimana disarankan Nabi Muhammad.  

Anjuran menghindari pengidap penyakit menular bukan berarti mengucilkan. Tetapi lebih menitikberatkan kepada semangat kepedulian dan tenggang rasa agar tidak semakin banyak yang terinfeksi dan juga menjaga sisi psikologis penderita.

Menghadapi musibah ini, Rasulullah meminta kita untuk bertawakal, berpasrah penuh kepada Allah Swt. Rasul juga meminta kita untuk bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.

Sabar dan tidak cepat panik menjadi solusi yang disarankan Rasulullah dalam menghadapi pandemi.

"Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid."

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Pesan yang tak kalah penting dari Rasulullah Saw ketika tertimpa musibah wabah adalah tetap membangun prasangka baik, optimistis, berdoa, dan tetap berikhtiar sekuat tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun