Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Tahsin, Begini Membaca Tanda Sukun dan Waqaf

13 Oktober 2020   07:51 Diperbarui: 24 Mei 2021   16:19 9376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara membaca sukun dan waqaf. | dokpri

Ada banyak tanda waqaf. Namun yang dipelajari kali ini waqaf di akhir kalimat. 

Jika akhir kalimat tidak berharakat sukun (mati) tetapi hidup baik karena berharakat fathah, kasrah, atau dhammah, maka huruf terakhir yang ada pada kalimat tersebut dibaca sukun (mati).

Misalnya, jika di akhir kalimat bertemu huruf "ha" dengan tanda baca fathah, kasrah, dan dhammah, maka bunyi huruf tersebut mati menjadi huruf "h" saja. Bukan dibaca "ha, hi, atau hu".

Baca juga: Belajar Tahsin, Cara Membaca Hukum Iqlab

Lalu, ketika berhenti di akhir kalimat yang berharakat sukun (mati), maka saat berhenti atau waqaf, dalam membacanya tidak ada perubahan sama sekali.

Ketika di akhir kalimat berakhiran ta' marbuthah (seperti huruf "ha" yang ada tanda titik dua di atasnya), maka membacanya dengan mengganti huruf ta' marbuthah tersebut dengan huruf ha' yang dibaca sukun (mati).

Atau pada akhir kalimat, tetapi huruf sebelum waqaf tersebut berharakat hidup, baik fathah, kasrah maupun dhammah, maka membacanya dua huruf yang terletak pada akhir kalimat tersebut dibaca sukun semuanya.

Ada juga jika di akhir kalimat, tapi sebelumnya ada bacaan mad yang huruf sebelumnya berharakat fathah, maka cara membaca kalimat tersebut adalah dengan mematikan huruf yang terletak di akhir kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara 2, 4, atau 6 harakat.

"Ini adalah mad 'aridh lissukun. Huruf mad yang disusul huruf bersukun karena waqaf.
Mad 'aridh bisa dibaca 2, 4 atau 6 harakat. Untuk belajar saat ini, kita menggunakan riwayat yang 4 harakat," tutur guru tahsin.

"Kadang kalau dengar murottal atau saat tarawih bulan Ramadhan, imam yang kebetulan membaca surah yang panjang, mad 'aridh dibaca 2 harakat. Dalam hal ini diperbolehkan," terangnya lagi.

Lalu, ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat fathah tanwin, maka cara memberhentikan bacaan tersebut adalah membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua harakat. Misalnya lafadz "salaamann" dibaca "salaamaa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun