Mohon tunggu...
Nikmatus Sukrila
Nikmatus Sukrila Mohon Tunggu... Guru PAUD -

- Nama lengkap NIKMATUS SUKRILA, akrab dipanggil NENG ILA - Lahir di Sidoarjo, 14 November 1992 - Status sudah menikah pada Jum'at 13 Januari 2017 - Profesi guru PAUD sejak Agustus 2015 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibu Ajari Aku Berbahasa!

26 Maret 2014   05:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berbicara tentang bahasa, bahasa merupakan aspek penting bagi manusia. Dengan bahasa manusia dapat melakukan interaksi dengan orang lain. Menurut Vigotsky dalam Wolfolk (1995), menyatakan bahwa: “Language is critical for cognitive development. Language provide a means for expressing ideas and asking question and it provides the categories and concept for thinking.” Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir. Berpikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan. Proses ini tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik tanpa alat bantu, yaitu bahasa. Bahasa juga merupakan alat berkomunikasi dengan orang lain dan kemudian berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu, keterampilan bahasa sangatlah penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah.

Contoh bahasa sebagai pembentukan konsep: ketika seorang ibumemberi roti dan menyuapkannya pada anak, sambil berkata -makan, aaa’-

Dari sini anak mulai membentuk konsep bahwa, jika memasukkan sesuatu ke dalam mulut, itu disebut makan.

Keterampilan bahasa anak dapat dilihat pada tahap perkembangan bahasa anak. Menurut Guntur (1988), perkembangan bahasa anak melalui tujuh tahapan sebagai berikut:

1.Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari:

a.Tahap meraban (mengeluarkan suara “bagi bayi”)-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit.

Ketika anak menangis, tertawa, dan menjerit, seorang ibu harus bisa menanggapi dan berusaha memberi makna atas tindakan yang dilakukan anak.

Misal: seorang anak menangis, kemudian ibu spontan memberi ASI. Ini akan menjadikan anak bereaksi menangis, tiap kali dia haus. Begitu juga ketika anak tertawa atau menjerit, seorang ibu juga harus memberi tanggapan. Kenapa harus ibu? Karena ibu dapat dikatakan sebagai orang yang paling dekat dengan anak.

b.Tahap meraban-2 (pralinguistik kedua). Tahap ini pada dasarnya merupakan tahap kata tanpa makna mulai dari bulan ke-6 hingga 1 tahun. Jadi pada tahap ini kata yang keluar dari mulut anak terkadang tidak sesuai dengan apa yang ada dipikirannya.

2.Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II, yaitu:

a.Tahap-1; holafrastik (1 tahun), ketika anak-anak mulai menyatakan makana keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandai dengan perbendaraan kata anak hingga kurang lebih 50 kosa kata.

b.Tahap-2; frasa (1-2), pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua kata. Tahap ini juga ditandai dengan perbendaraan kata anak sampai dengan rentang 50-100 kosa kata.

3.Tahap III (pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat dengan pola S-P-O.

4.Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap ini ditandai dengan kemampuan yang mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat kompleks.

Adapun prinsip-prinsip perkembangan bahasa anak adalah:

1.Interaksi. Melalui interaksi dengan lingkungan di sekitar, akan membantu anak memperluas kosakatanya.

2.Ekspresi. Dengan mengekspresikan kemampuan bahasa anak akan membantu dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat.

Ciri-ciri kemampuan bahasa anak:

1.Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak.

2.Menguasai 90% dari kosakata.

3.Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan.

Yang terakhir tujuan bahasa menurut Depdiknas (2000) ialah, agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Adapun lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan teman sebaya, teman bermain, orang dewasa, baik yang ada di sekolah, di rumah, maupun lingkungan tetangga. Dan tujuan di atas dapat tercapai apabila seorang ibu mampu mengajari anak berbahasa yang baik dan bergaul yang baik dengan sesama. Karena pembelajaran pertama seorang anak adalah dari keluarga utamanya seorang ibu. Bahkan kata yang pertama kali anak kenal dan anak ucapkan yaitu “Bu..”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun