Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika kamu ingin membaca satu cerita yang kamu mau, tapi belum ada yang menulisnya. maka kamulah yang harus menulisnya.

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rubik, Membuat Aku, Kamu menjadi Kita

5 Februari 2024   11:06 Diperbarui: 5 Februari 2024   15:54 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Fhoto Kill shot

RUBIK MEMBUAT AKU, KAMU MENJADI KITA

"Itu gambar aku, kan?" tanya seorang laki-laki berseragam abu-abu putih di ruang kelas.

Disti langsung menyembunyikan sketsa yang sedang ia buat sejak tadi.

"Ah... bukan, ini gambar biasa, dari mana kamu menyimpulkan jika ini gambarmu?" tanya Disti seraya berdiri.

"Sejak tadi, kamu selalu memperhatikan aku, dan aku melihat sketsa gambar dengan rubik di atas meja," jawab Galuh.

Disti terdiam, menundukan kepala, tidak tau harus menjawab apa, gadis yang tidak memiliki paras secantik teman-teman lainnya, badan yang lebar dengan rambut yang di ikat namun terkesan berantakan, kaca mata lebar selalu bertengger di atas hidungnya yang minimlalis, membuat ia tidak menjadi sepesial di mata siapapun.

Sementara, Galuh laki-laki yang memilki paras tampan, jadi incaran beberapa siswi di sekolahnya, meski sedikit pendiam dan membatasi pergaulan. Jika waktu istrirahat tiba, Galuh hanya tertarik dengan kubus yang selalu di utak atik denga jarinya, menysun warna demi warna yang tumpang tindih, ketimbang berbaur dengan teman-teman lainnya.

Disti menyerahkan sketsa gambar yang sejak tadi ia sembunyikan di balik badan, Galuh mengambilnya dari tangan Disti. Lalu berjalan menuju mejanya.

"Hei.... Mana gambarku, kembalikan!" seru Disti.

"Ini gambar aku!" seru Galuh tak mau kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun