Mohon tunggu...
Nelda Lawolo
Nelda Lawolo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Aku menulis bukan karena tahu segalanya, tapi karena aku sedang mencari, bertanya, dan kadang terdiam.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hemat Gagal Total: Kisah Tragis Si Tukang Belanja Online

30 Juli 2025   10:07 Diperbarui: 30 Juli 2025   10:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gadegt yang kerjanya checkout (Sumber: Pixabay/Mohamed_hassan))

"Aku harus hemat bulan ini," tekadku di awal bulan, penuh dengan semangat yang membara seperti pahlawan yang siap menyelamatkan dompet. Tapi dua hari kemudian, apa yang terjadi? Notifikasi: "Transaksi berhasil. Terima kasih telah belanja di..." dan aku kembali duduk dan memandangi saldo rekening yang mulai menipis.

Ini kisah klasik yang mungkin relate dengan banyak orang. Rencana ingin menabung atau hanya sekadar hidup lebih terkontrol oleh finansial, tapi realita berkata lain. Godaan diskon 50%, flash sale, cashback dan ongkir gratis dapat membuat niat hemat berubah menjadi mitos belaka. 

Jajan online bukan soal cuman beli makanan. Sekarang, semua bisa dibeli hanya dengan genggaman tangan: skincare, outfit lucu yang "butuh banget", atau barang-barang random seperti gelas aesthetic. Semua kelihatan penting ketika sudah ditambahkan di keranjang.

Yang lebih menyedihkan lagi adalah justifikasi setelahnya. Misalnya: "ini kan self-reward setelah capek kerja," atau "Yaelah, cuma 50 ribu doang." Tapi, bagaimana kalau 50 ribu dilakukan lima kali seminggu? pasti kamu tahu jawabannya.

Menurut data dari Bank Indonesia tahun lalu, transaksi e-commerce meningkat hingga lebih dari 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya, kebiasaan belanja online memang semakin merajalela. Algoritma aplikasi belanja juga semakin pintar, tahu jam-jam kita paling lemah dan menyajikan iklan yang sesuai dengan kebutuhan kita. Hebat, tapi ngeri. 

Apakah semua belanja itu terlihat buruk? Tentu tidak. Tetapi saat jajan menjadi pelarian dari stress atau rasa bosan, di situlah kita harus waspada. Apalagi kalau ada tagihan kartu kredit mulai nyusul dan saldo e-wallet tinggal serpihan saja.

Solusinya bukan menyalahkan diri sendiri, tapi belajar bagaimana cara mengelola keinginan. Misalnya dengan membuat wishlist mingguan, menunda pembelian 24 jam sebelum checkout atau bikin tantangan no-spend day bareng teman.

Karena hemat itu bukan tentang pelit, tapi tentang kendali. Dan mengendalikan hasrat jajan di tengah banyak godaan digital butuh perjuangan dan seni hidup modern yang perlu dikuasai.

Jadi, kalau kamu sering berkata "mau hemat" tapi tetap jajan online, tenang kamu tidak seorang diri. Tapi yuk, mulai besok coba aja satu hari tanpa checkout. Bisa kan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun