Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PSBB Plus, Mari Reset Ulang

20 Mei 2020   06:27 Diperbarui: 20 Mei 2020   06:20 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keith Lamond-Dreamstime.com

Kalau kita mau obyektif, kita akan temui kejanggalan secara scientific.

Kalangan nakes seperti sedang frustrasi. Mereka seperti kehilangan pegangan keilmuan basic mereka sendiri.
Barangkali karena mereka diposisikan sebagai ujung tombak. Bertarung bagaikan matador dengan banteng yang tidak tampak dibalik APD mereka yang menyesakkan.

Kondisi yang melelahkan sehingga amat sangat mungkin menyebabkan  disorientasi para nakes dalam menuntun kita semua.

Barangkali akibat terlalu kelelahan atau terlalu dekatnya dengan subyek dalam waktu yang sangat intens membuat semuanya jadi semakin kabur, blurr.

Saya pun menangkap  kecenderungan arogansi lembaga-lembaga kesehatan dunia. Perang konsep tentang kelonggaran PSBB dan kegamangan semua kalangan akan konsekuensinya.

Saya bersimpati dan berempati kepada kalangan nakes, tapi situasi begini juga tidak lepas dari sikap kementrian terkait yang serba membingungkan.

Mereka suruh kita stay at home, PSBB, tanpa membekali kita dengan apa yang harus kita lakukan selama PSBB supaya imun kita makin baik dan kuat.

Mereka cuma wanti-wanti "stay at home' dan biarkan mereka jadi frontliners. Ya betul-betul jadi sasaran tembak Covid19.

Bahkan lembaga kesehatan dunia itu sendiri seperti tidak menganggap benang merah setiap kasus fatalitas Covid19 dengan komorbid yang umumnya berasal dari keluarga penyakit metabolic syndrome.

Jika untuk hal mendasar saja abai, bagaimana kita bisa cari solusinya. Mau sampai kapan kita akan diteror sniper Covid19?

Kapan kita mau sadar, PSBB bukan lifestyle yang harus terus dipertahankan tanpa kejelasan batas waktu.

Kalau vaksin baru ada 18 bulan lagi,  akankah kita perpanjang PSBB selama 18 bulan lagi? Kalau demikian, silakan diprediksi sendiri apakah negara ini masih punya kesempatan untuk survived.

Yang harus dilakukan sebetulnya jelas dan sederhana.
Ajari masyarakat metabolic conditioning (kondisi metabolik).
Perbaiki pola makan dan gaya hidup, 1-2 bulan aja. Edukasi masyarakat untuk memahami tujuan dan manfaatnya.

Tanpa metabolic conditioning dan ketiadaan vaksin yang diandalkan dunia medis, kita cuma menunda ledakan pandemi berikutnya selepas PSBB versi sekarang ini.

Kalau itu sampai terjadi, siapa yang akan paling banyak korbannya selain masyarakat yang PDP? Mereka para frontliners,  para dokter dan nakes.

Metabolic conditioning itu tujuannya membuat tubuh mampu menangani suatu infeksi, termasuk infeksi covid19. Kalau lah sempat terpapar, bisa sembuh dalam waktu yang wajar, jadi tidak sampai fatal. Kita semua pernah sakit dan sembuh, sama saja dengan penyakit yang satu ini.

Janganlah kita hanya menuntut agar PSBB tetap dipertahankan atau mencela orang-orang yang nekat keluar rumah karena dua-duanya sama saja, tidak tepat.

Saya kira yang terbaik adalah beri batas waktu yang jelas untuk PSBB jilid 2, kali ini dengan disertai edukasi dan wajibkan upaya metabolic conditioning bagi setiap warga.

Bagi masyarakat dalam dua golongan, pertama mereka yang tinggi risiko, yaitu mereka dengan metabolic syndrome. Kedua, mereka yang rendah risiko, yang relatif sehat. Berlakukan protokol yang tepat untuk kedua kelompok itu secara disiplin.

Selesai batas waktu yang ditentukan hentikan PSBB.

Bagi yang abai terhadap perbaikan metabolic conditioning, itu sudah pilihannya sendiri. Siap tanggung risiko sendiri. Di tengah masyarakat yang sudah semakin kuat imunnya, dia akan menjadi korban dirinya sendiri.

Untuk kelompok yang tinggi risiko, tetap harus ada perhatian ekstra, kalau perlu mereka lah yg dikarantina sampai kondisi mereka membaik.

Demikian pula untuk kelompok masyarakat yang memerlukan bantuan sosial dalam menerapkan metabolic conditioning ini, tugas pemerintah untuk memastikan mereka bisa ikut melaksanakan metabolic conditioning. Jenis bansos yang diberikan pun harus sejalan dengan program metabolic conditioning.

Paska PSBB jilid 2, bagi yang sehat, bisa segera buka kantor, buka toko, lanjut bisnis, kerja, kuliah dan sekolah. Hidup kembali normal dan normalisasikan kehidupan masing-masing.

Siapa yang menginginkan kondisi seperti sekarang ini terjadi selama 18 bulan lagi? Saya kira tidak ada yang mau.

Bisa-bisa sudah lah sakit bangkrut pulak kita senegara.
-nd

#fightCovid19
#fightcomorbid
#fightmetabolicsyindrome
#survivedwithmetaboliconditioning

#darurat_fatalitas_covid19

#darurat_sindrom_metabolik

======
Resensi Buku
"Panduan Optimalisasi Kondisi Metabolik Untuk Mencegah Fatalitas Covid-19".

Yang disusun oleh Tim Tenaga Kesehatan dari komunitas Keto-Fastosis Indonesia :
1. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K)
2. dr. Azharul Yusri, Sp.OG
3. dr. Siti Chandra Widjanantie, Sp.KFR (K)
4. dr. Eka Musridharta, Sp.S.KIC.,MARS
5. dr. Kobal Sangaji, Sp.KFR
6. dr. Irma Suryani, Sp.PD
7. dr. Silvana Sartika, MKK
8. Nur Inayah Abdullah, SKM
9. A'im Matun Nadhiroh, S.Si.T.,M.P.H
10. Dr. Noer Saudah, S, Kep.Ns.,M.Kes

Ditujukan untuk membantu penanganan wabah Covid-19 dalam hal menekan angka fatalitas dari infeksi ini.

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, bahwa fatalitas dari wabah Covid-19 ini mengerucut kepada komorbiditas yang di miliki pasien, baik yang terdiagnosa maupun yang belum terdiagnosa dari riwayat kesehatan sebelumnya.

Komorbiditas akibat sindrom metabolik, menyebabkan terjadinya gangguan pada respon imun yang normal terhadap infeksi, sehingga mengakibatkan disregulasi respon imun dengan ciri-ciri kemunculan badai sitokin dimana ini merupakan respon inflamasi yang abnormal dan berlebihan sehingga dapat meningkatkan resiko mortalitas dari pasien.

Semoga dengan penerapan protokol panduan optimalisasi metabolisme pada pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV 2 yang menekankan di pengontrolan gula darah melalui pembatasan kalori dan pembatasan karbohidrat terserap, dapat mencegah kemunculan inflamasi yang berlebihan dari respon sistem imun ditubuh terhadap infeksi ini, sehingga intervensi metabolisme ini akan memberi kesempatan bagi sistem imun pasien untuk dapat melawan kembali, dan mampu meregulasi serta meresolusikan imunitas yang lebih cepat terhadap infeksi.

#Metabolic_Conditioning_for_Optimal_Immune_Response

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun