Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pemimpin yang Adil

12 April 2019   07:44 Diperbarui: 12 April 2019   08:21 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest/haris_amr

Bismillah.

Dibalik euforia itu terselip kegalauan. Saya bersemangat ketika mengikuti setiap kegiatan bersama para relawan pendukung 02 dimanapun dan kapanpun. Namun, ketika pulang ke rumah, bersendiri merenung, kegalauan itu muncul lagi. Apa yang akan terjadi pada tanggal 17 April nanti. Hanya Allah yang tahu.

Kita, relawan pendukung 02, baik yang nyata menunjukkan sikap perjuangan ataupun menyatakan sikap sekedar dalam hati, harus selalu ingat bahwa perjuangan kita harus selaras dengan karunia Allah. Tanpa ridho Allah semua perjuangan kita tidak berarti apa-apa.

Menyaksikan nasihat UAS kepada Prabowo terasa lega di hati. UAS memberikan nasihat kepada Prabowo nasihat yang sama dan sebangun dengan apa yang saya, kamu, kita semua para relawan pendukung 02 dan rakyat pada umumnya mengharapkan dari seorang pemimpin.

UAS tidak hanya mengartikulasi doa saya namun mengejakannya kepada Prabowo Subianto, calon pemimpin Indonesia.

Pemimpin yang adil adalah satu dari tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan di Padang Mahsyar yang satu hari lamanya 50 ribu tahun dan matahari hanya berjarak 1 jengkal. Dari miliaran manusia, karunia memegang tampuk kepemimpinan tidak diberikan ke setiap manusia. Anugerah rahmat yang luar biasa menanti pemimpin yang adil. Semoga Prabowo dapat menjadi pemimpin yang adil yang mampu melihat kemaslahatan dari perspektif dunia dan akhirat.

Negeri kita sedang sakit. Terserang beragam penyakit, virus kemaksiatan, syubhat, fitnah semua menjadi satu kekuatan gelap yang ingin menyeret NKRI ke jurang kehancuran. Di negeri kita kebenaran terasa asing. Kebenaran diberangus, kebodohan disanjung.

Sampai keadilan terwujud, kebenaran akan terus terfitnah. Maka sungguh dalam makna mengapa seorang pemimpin yang adil beroleh hadiah naungan di padang mahsyar kelak.

Sudah fitrahnya, setiap jiwa merindukan kebenaran, kecuali jiwa-jiwa yang telah tercemar. Mereka telah beradaptasi dengan polusi yang merusak kebenaran. Mereka meyakini pembenaran sebagai kebenaran. Padahal kebenaran yang sejati tidak pernah memerlukan pembenaran.

Semoga Prabowo Subianto menjadi orang yang amanah yang akan mewujudkan keadilan.  Keadilan yang akan menjadi penuntun bagi kebenaran untuk menemukan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun