Mohon tunggu...
Neiy Foenale
Neiy Foenale Mohon Tunggu... karyawan swasta -

just wanna care how to pleasant my God and my people around

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Takbir Mitos di Indonesia

14 April 2014   18:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mitos, sudah ada dari jaman dulu dan masih juga dikenal di era tekhnologi sekarang ini, meski kemungkina orang-orang yang mempercayainya sudah lebih sedikit, ketimbang jaman dahulu. Setiap daerah di Indonesia, punya ceritra mitos-mitos sendiri yang berkembang di daerah tersebut.Seperti sudah membudaya di Indonesia.

Teringat kejadian tadi pagi lah, awal curhat mitos ini di sini. Jadi, saya yang memang lagi sendirian di rumah, mendapati cermin yang lumayan besar jatuh tanpa ada aku sentuh sedikit pun. Cantolannya lepas kali? Mungkin ada yang berpikir demikian, tapi tidak. Cermin itu saya letakan di bagian atas rak buku saya, yang juga depannya ada rak-rak kecil tempat perlengkapan wanita yang lumayan tinggi. jadi cermin itu disanggah dengan rak-rak itu.

Tidak ada sentuhan sama sekali, karena pada saat cermin itu jatuh, saya sedang berjalan menuju ke cermin, dan di jarak sekitar 100 cm lagi, cermin itu jatuh, dengan posisi tepat di samping saya berdiri. Pecahannya bertebar di ssekitar kaki saya, namun tidak ada yang menyentuh kaki.

Terkejut dan heran. Kok bisa jatoh ya? Seketika, ingatan seolah flasback kepada memory yang tertangkap dari kejadian-kejadian di sinetron-sinetron, yang kalau ada kejadian sesuatu benda pacah belah jatuh tanpa sebab, adalah pertanda sesuatu yang buruk terjadi pada orang yang kita sayang.

Namun saaat itu, saya tidak langsung panik dan menghubungi orang-orang terkasih saya (ingat, orang dengan kepribadian pleghmatik, akan merespon keadaan genting dengan lebih santai dibanding tipe yang lain). Yang saya lakukan pertama sekali, mengumpulkan pecahan kaca, sambil bergumam juga, memohon agar orang-orang yang saya kasihi tidak kenapa-kenapa. Sesampainya di kantor, barulah saya menanyakan satu/satu mereka yang saya kasihi, dan Puji Tuhan, semua baik-baik saja.

Lega sekali rasanya. Ternyata apa yang selalu ditunjukan di sinetron-sinetron itu hanya perkara di sinetron saja. Bisa dikatakan mitos, yang tidak dijamin kebenarannya. Lalu jika itu bukan mitos, apa donk yah?


HAntu kah? ihhhhhhhhhhhhh.....

Syukurrrrrr sekali, tadi pas kejadian tidak kepikiran itu perbuatan iseng si hantu. Haduh...haduhh....

Bicara soal mitos, yang saya yakini mengapa orang dulu itu suka sekali mengatakan hal-hal yang sedikit aneh (yang kemudian dikenal dengan mitos) adalah untuk niat baik agar seseorang terhindar dari bahaya. Orang Indonesia lebih mau mengerjakan apa yang dikatakan orang yang lebih tua dengan kata-kata "jangan begini, nanti begitu". Padahal kenyataannya yang terjadi belum tentu seperti kata jangan yang terbungkus dalam Mitos itu. Makanya tidak heran Mitos masih berkembang sampai sekarang

Contoh analisa mitos yang pernah saya dengar.

- Jangan beli minyak mentah (untuk kompor) malam-malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun