Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Prabowo ke Jokowi Soal Ketum PDIP Baru

8 Agustus 2019   17:26 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi di Kongres V PDIP [Foto: Liputan6.com/Johan Tallo]

Beberapa analisa penulis sebelumnya adalah mengenai masuknya Budi Gunawan (BG) dalam bursa pencalonan Ketum PDIP. Akan tetapi, setelah beberapa hari ini melihat perkembangan pemberitaan dan politik menyebabkan pandangan penulis berubah. Apalagi ditambah saat penulis berdialog dengan salah satu pihak yang berada di dalam internal PDIP. Ia menilai justru dalam internal PDIP, hal berikut yang kini sedang terjadi.

PDIP saat ini sedang menggelar kongres ke-V di Bali selama empat hari ke depan. Yakni pada 8-11 Agustus 2019. Sebagai partai yang dibesarkan oleh Megawati Soekarnoputri, masa depan posisi tertinggi partai termasuk struktur partai akan ditentukan oleh putri Soekarno itu. Sebagai partai yang memiliki pengaruh trah Soekarno yang kental, maka pucuk pimpinan PDIP di masa depan nanti kemungkinan besar akan diisi oleh trah Soekarno pula.

Megawati memiliki dua anak yang memiliki posisi politik di internal PDIP. Yakni Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Puan Maharani telah memberi sinyal akan keinginannya untuk melanjutkan perjuangan ibunya sebagai Ketum PDIP. Apalagi responnya terhadap pertanyaan media akan hadir atau tidaknya Prabowo di Kongres ke-V PDIP mengesankan bahwa ia ingin Ketum Gerindra itu merestuinya dalam mendapatkan posisi tertinggi di partai berlambang banteng tersebut. Telah hadirnya Prabowo di Kongres ke-V PDIP semakin mengokohkan posisi Puan.

Sedangkan Prananda Prabowo bisa dibilang sebagai politikus yang bekerja di balik layar. Hal tersebut pun diakui Presiden Jokowi. "Enggak pernah banyak bicara orangnya, tetapi selalu banyak bekerja di belakang layar," ujar Jokowi di suatu kesempatan. Oleh karena itu apabila kita melihat personality Prananda, maka dia akan lebih memilih untuk mengalah dan bekerja di balik layar mendukung adiknya maju sebagai Ketum PDIP.

Harus kita akui bersama walaupun trah Soekarno akan maju menjadi Ketum PDIP, ada sosok Jokowi sangat populer karena telah memenangkan posisi orang nomor wahid di Indonesia selama dua periode. Ketua DPP PDIP Aria Bima tak memungkiri bahwa Jokowi adalah salah satu kader terbaik PDIP yang berkomitmen tinggi. Bahkan berkat coat-tail effect Jokowi, PDIP telah mencatat rekor dengan memenangkan pemilu legislatif pasca reformasi dua kali berturut-turut.

Kepopuleran Jokowi menyebabkan munculnya isu bahwa Jokowi akan menggantikan Megawati sebagai Ketum PDIP. Artinya, ada benak dari para pendukung PDIP yang inginkan Jokowi menjadi Ketua Umum. Hal ini menandakan pula ada keinginan dari pendukung maupun kader PDIP agar partai ini mengalami transisi menjadi partai non tradisional yang bisa membebaskan kader non trah Soekarno menjadi pucuk pimpinan. Hal ini bisa saja menyebabkan partai terpecah.

Lantas bagaimana agar posisi Ketum PDIP dapat diamankan oleh Puan Maharani?

Kemungkinan, Puan sedang berusaha mengamankannya lewat kedekatan Prananda Prabowo dengan Jokowi. Bagaimana caranya? Dalam HUT ke-45 PDIP 11 Januari lalu, sebuah lagu karya Prananda Prabowo berjudul One for All and All for One dipersembahkan di hadapan peserta acara termasuk Presiden Jokowi.

"Lagu ini menonjolkan pesan persatuan dan kebhinekaan. Saat ini Indonesia rawan akan perpecahan atau berita bohong," ujar Prananda. Putra Megawati tersebut berharap lagu ini akan menjadi penyemangat bagi Jokowi untuk menyatukan bangsa.

Sepertinya apabila melihat situasi terkini di internal PDIP, lagu ini akan kembali muncul menjadi kode akan persatuan. Tapi kini, kodenya adalah persatuan PDIP. Dalam menjaga persatuan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tak tertutup pula kemungkinan menjaga persatuan dengan cara pindah dari satu tempat. Oleh karena itulah, lagu dari Prananda itu juga menjadi kode agar Jokowi pindah partai ke NasDem demi persatuan PDIP.

Kenapa NasDem? Karena Ketum partai NasDem Surya Paloh pernah menyatakan NasDem akan menempati posisi pertama jika ada perlombaan memperebutkan Jokowi. "Jadi kalau mau bilang ada perlombaan, Jokowi itu kader partai siapa? Saya katakan pasti nomor satu NasDem," kata Paloh. Sayangnya partai tersebut telah menyatakan siap mencalonkan Gubernur DKI Anies Baswedan di Pilpres 2024. Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengatakan "Hmm... kasihan Pak Jokowi, ya, koalisinya tidak fokus membantu beliau...".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun