Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo Cuma Angin Lalu?

21 Juni 2019   18:46 Diperbarui: 21 Juni 2019   18:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Jokowi [Foto: ANTARA /Setpres Agus Suparto]

Sudah lebih dari dua bulan semenjak diselenggarakannya pesta demokrasi 17 April yang lalu. Akan tetapi, hingga kini bahkan saat sidang PHPU berlangsung belum ada juga tanda-tanda rekonsiliasi akan terjadi antar kedua Paslon. Selalu hanya sebatas wacana. Padahal rekonsiliasi sangat penting demi menjaga keutuhan persatuan bangsa Indonesia yang telah terbagi antar dua kubu, yakni pendukung Paslon 01 dan Paslon 02.

Kita semua mungkin telah mengetahui bahwa kubu petahana telah berupaya untuk melakukan rekonsiliasi lewat Luhut Binsar Pandjaitan. Tapi hal itu urung terjadi karena pengaruh dari orang-orang sekitar Prabowo yang tidak inginkan pertemuan itu. Penolakan akan rekonsiliasi terutama berasal dari tiga organisasi yang terafiliasi dengan gerakan 212, yakni Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama), dan Front Pembela Islam (FPI). Gerakan 212 disinyalir ditunggangi pula oleh organisasi terlarang yang inginkan dirikan khilafah yakni HTI.

Ketua GNPF Yusuf Martak beralasan bahwa proses rekonsiliasi harus melibatkan semua pihak, termasuk barisan ulama di lingkungan Prabowo-Sandi. Penolakan akan rekonsiliasi itu pun didukung oleh pihak BPN seperti purnawirawan Djoko Santoso. Ia mengaku bersyukur karena Prabowo menolak utusan-utusan dari Jokowi untuk bertemu. Tentunya, penolakan rekonsiliasi didukung juga oleh para purnawirawan lain di jajaran Prabowo seperti Gatot Nurmantyo.

Akibatnya, meski salah satu Ketum Partai yang tergabung dalam Koalisi Adil Makmur yakni SBY telah mengimbau agar kedua Paslon saling bersilaturahmi, Prabowo tak juga bergeming.

Momen hari raya Idul Fitri yang seyogyanya digunakan untuk bermaaf-maafan kembali ke fitrah yang suci pun agaknya tidak menjadi alasan kuat untuk rekonsiliasi bagi para simpatisan Prabowo. Kekerasan hati itu pun terjadi hingga kini walau Sidang PHPU di MK tengah berjalan. Pihak 02 beralasan soal rekonsiliasi akan dipikir setelah putusan MK.

Lantas apabila MK memutuskan mereka kalah di sidang PHPU, apakah mereka tidak inginkan rekonsiliasi? Kenapa saya bilang kalah? Kita bisa lihat saja dari kesaksian di MK yang tidak bermutu. Seperti kejanggalan dari saksi kubu Prabowo-Sandi bernama Beti Kristiana yang kesaksiannya berubah-ubah. Bahkan Komisioner KPU merasa kesal karena inkonsistensi pernyataan saksi tersebut.

Jubir TKN Ace Hasan Syadzily mengomentari bahwa pernyataan para saksi tidak meyakinkan untuk membuktikan tuduhan kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan massif. Menurut Ace, "Mereka menghadirkan para saksi yang tidak meyakinkan untuk membuktikan tuduhan TSM tersebut. Sebagian besar saksi yang dihadirkan merupakan bagian dari pendukung utama pasangan 02." Tak hanya Ace, Jubir BPN Faldo Maldini juga sempat ungkapkan lewat akun YouTube pribadinya bahwa tidak mungkin Prabowo menang di sidang MK. Sehingga, kita pun bisa menduga kecil kemungkinan dari pihak 02 untuk memenangkan persidangan.

Pertanyaannya, ketika mereka kalah? apakah rekonsiliasi akan berjalan? apakah mereka akan terus-terusan menghalangi pertemuan Prabowo -- Jokowi? Apakah mereka tidak melihat urgensi dari rekonsiliasi ini? Hingga kini bangsa Indonesia masih saja mengalami pergesekan antar 01 dan 02 yang bisa menjadi bom waktu dan kapan pun bisa meledak. Apakah mereka tidak melihat ada keluarga yang bertengkar karena perbedaan politik ini? Sehingga kita semua bisa ambil kesimpulan, dengan menganggap pertemuan Jokowi-Prabowo untuk rekonsiliasi sebagai angin lalu, secara tidak langsung mereka justru menginginkan bangsa Indonesia terpecah belah.

Sumber:

1. Kumparan [Yusuf Martak: Pintu Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi Belum Tertutup]
2. Tribunnews Surabaya [Reuni Akbar Alumni 212 - PKS dan HTI Kerahkan Massa, Boni Hargens Sebut Gerakan Politik Oposisi]
3. Tempo [Fadli Zon: Soal Rekonsiliasi Dipikir Setelah Putusan MK]
4. Tempo [Sidang MK, KPU Sebut Ada Dua Kejanggalan Kesaksian Beti Kristiana]
5. Kompas [Dengar Kesaksian Para Saksi, TKN Nilai Gugatan 02 Sulit Dikabulkan MK]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun