Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

People Power: Jebakan untuk Amien Rais?

20 Mei 2019   15:37 Diperbarui: 20 Mei 2019   15:45 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais [Foto: ANTARA]

Seperti kita ketahui bersama, people power pertama kali didengungkan oleh Amien Rais. Amien Rais mengklaim bahwa apabila Paslon 02 kalah di Pilpres, maka itu adalah kecurangan yang telah terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif. Buntutnya adalah Amien Rais dan simpatisannya tidak akan mempercayai apapun hasil Pilpres yang bersumber dari KPU. Mereka akan menggalang massa untuk mendiskualifikasi Paslon 01, dan sebisa mungkin melantik Prabowo sebelum tanggal pelantikan yang resmi. People power seperti itu merusak tatanan demokrasi karena bertujuan menggulingkan pemerintahan yang sah secara konstitusional dengan cara yang tidak konstitusional.

Tentu saja kita berfikir, orang-orang di sekitar Amien Rais atau pihak 02 adalah orang-orang yang cerdas. Mustahil mereka, terutama Prabowo tidak mengetahui bahwa tindakan people power merupakan tindakan inkonstitusional dan mampu memecah belah rakyat.

Kita coba tengok saja Capres 01 Joko Widodo sehari setelah Pemilu. Jokowi menegaskan ia akan tetap menjaga persahabatan dengan Prabowo usai Pilpres karena jalinan persahabatan harus tetap berada di atas kompetisi pilpres. Jokowi yang menginginkan jalinan persahabatan terjalin kembali ke Prabowo menunjukkan kedekatan dan keakraban kedua Capres. Jokow sangat yakin bahwa Prabowo mau segera berkomunikasi dengannya.

Tak hanya Jokowi yang memandang hormat seorang Prabowo. Luhut Binsar Pandjaitan menilai Prabowo sebagai orang yang baik dan berpikiran rasional dalam melihat suatu persoalan. Beliau itu asset bangsa, beliau itu patriot, kepedulian pada republik tidak bisa dipungkiri lagi.

Pertanyaan utamanya adalah mengapa Prabowo yang tak inginkan perpecahan bangsa serta seorang yang patriotik membiarkan people power Amien Rais bertumbuh hingga saat ini?

Prabowo sendiri melalui BPN dan partai koalisi adil makmur telah mengatakan tidak akan menggunakan cara people power. Mereka akan menggunakan cara yang sesuai dengan koridor hukum dalam menghadapi persengketaan pemilu. Tidakkah orang-orang berpikir bahwa Prabowo justru mendorong Amien Rais untuk melakukan people power, tapi Prabowo tak mau terlibat di dalamnya.

Hal yang lebih unik lagi adalah beberapa jenderal purnawirawan yang menjabat di dalam pemerintahan Jokowi justru terlihat memanas-manasi agar terjadi people power.

Contohnya saja Menkopolhukam Wiranto yang berencana membentuk tim khusus pengkaji ucapan tokoh yang dianggap melanggar hukum. Pembentukan tim ini rawan disalahgunakan untuk membungkam kritik yang sah dari warga negara terhadap pemerintah. Secara logis, Wiranto pasti paham wacana itu justru akan membuat simpatisan 02 makin panas. Begitu pula dengan mantan Jenderal BIN AM Hendropriyono yang menganggap people power cuma garang di mulut, dan kenyataannnya nanti tanggal 22 Mei akan adem ayem saja. Anggapan remeh Hendropriyono seakan menunjukkan wacana people power tidak akan berhasil, dan jelas saja ini akan memancing emosi pendukung Prabowo terutama Amien Rais. Tidak kelewatan juga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang mengatakan akan menindak tegas siapapun yang bertindak inkonstitusional atau berhadapan dengan hukum. Moeldoko mengatakan "Mau pamer sejuta atau dua juta orang, itu tidak mewakili 192 juta orang yang punya hak pilih."

Apabila kita melihat benang merah antar tiga dari empat orang militer itu, maka mereka bertiga erat kaitannya dengan orde baru. Baik Prabowo, Wiranto, maupun Hendropriyono adalah Jenderal yang memiliki massa puncak kejayaan di rezim Soeharto. Kini, 2019, mereka berada di pihak yang berseberangan. Akan tetapi, tetap ada satu kesamaan antar mereka bertiga. Mereka dulunya memiliki musuh bersama yang memiliki kontribusi besar menggulingkan keluarga Cendana. Musuh itu adalah Amien Rais.

Prabowo mengalami masa puncak kejayaan militer dan karir yang cemerlang di era orde baru. Akan tetapi runtuhnya orde baru mengubah semuanya. Ia mengalami perceraian dari Titiek Soeharto juga tak lama setelah Soeharto tumbang di tahun 1998. Posisinya di militer dicabut, dan harus bersembunyi ke Yordania. Secara logika, semestinya Prabowo memiliki dendam pribadi terhadap sosok Amien Rais. Terlebih lagi, apabila kita melihat pergerakan Amien Rais tentang people power, itu menunjukkan sifatnya sebagai orang yang mampu cederai demokrasi menggunakan tangan rakyat. Tentu saja dari sudut pandang Prabowo, sifat itu berbahaya bagi NKRI dan keutuhan bangsa.

Harus diingat, Prabowo tidak terlibat dalam pergerakan people power begitu juga dengan partai koalisi pendukungnya seperti Demokrat dan PAN. Berkali-kali mereka tekankan di media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun