Nasi Padang. Masakan yang begitu nikmat dan diakui dunia. Saking populernya kita bahkan dapat menemukan berbagai macam warung dan restoran nasi Padang di seluruh penjuru Indonesia. Lucunya di tahun politik ini, nasi Padang justru menjadi pembicaraan.
Ada hal yang menarik dari perbincangan di media sosial. Yakni seruan untuk memboikot nasi padang. Saya menjadi penasaran mengapa sampai ada seruan untuk boikot kuliner khas Sumatera Barat tersebut.Â
Usut punya usut, perbincangan boikot nasi Padang bermula dari postingan seseorang di media sosial Facebook yang mengatakan malas untuk memakan nasi Padang. Lantas postingan tersebut dikomentari oleh orang lain yang mengatakan tidak ada balas jasanya dengan Pak Dhe.Â
Maksud dari balas jasa tersebut akhirnya dikaitkan dengan kekalahan Paslon 01 Jokowi-Ma'ruf dari hasil Quick Count (QC) di ranah Minang. Berdasarkan hasil real count sementara tanggal 24 April 2019 yang dilansir dari laman KPU, Paslon 01 hanya mendapatkan  13.29 % suara sedangkan rivalnya Paslon 02 mendapatkan 86.71 % suara.
Pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf lewat juru bicaranya Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa mereka menolak isu tersebut. Pasalnya tidak mungkin simpatisan pendukung Jokowi melakukan pemboikotan pada salah satu kuliner kebanggaan Indonesia. Apalagi Presiden Jokowi termasuk orang yang menggemari kuliner kaya bumbu itu.
Bila kita berpikir dengan jernih, maka wajar saja apabila Jokowi kalah suara di salah satu provinsi di Indonesia. Begitulah adanya demokrasi. Sah-sah saja memiliki pendapat dan pilihan yang berbeda. Terlebih lagi penduduk Sumatera Barat memiliki falsafah 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'.Â
Falsafah ini sebabkan warga Sumbar lebih menggunakan 'religius feeling' dalam menentukan pilihan. Sedangkan telah kita ketahui bersama bahwa pendukung pria asli Solo itu identik dengan kelompok multi kultur, multi agama, dan multi pemikiran. Terlebih lagi hoax label PKI terhadap Jokowi masih melekat di benak warga Sumbar.
Sehingga, seruan untuk memboikot nasi Padang seakan hanyalah upaya dalam mengadu domba bangsa kita yang majemuk. Bagi Presiden Jokowi, pemerataan pembangunan di seluruh daerah di Indonesia telah menjadi prinsipnya sedari dulu sebagai seorang pemimpin. Beliau tidak akan membeda-bedakan rakyatnya dari daerah manapun. Baik yang mendukungnya maupun tidak.
Sumber:
1. Detik [TKN Tolak Isu 'Boikot Nasi Padang': Kami Tidak Ingin Berpikir Picik]
2. Detik [TKN Jokowi Redam Isu Boikot Nasi Padang]
3. CNN Indonesia [Menakar Kekalahan Telak Jokowi dari Prabowo di Sumatra Barat]