Mohon tunggu...
Negara Baru
Negara Baru Mohon Tunggu... Freelancer - Tentang Saya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi Sudut Pandang Baru Negara Kita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bahaya Corona Jakarta Karena Swasta Cuek

23 Maret 2020   19:10 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Tetap Pergi Bekerja. merdeka.com

Pemberlakuan lockdowon disebabkan kedua daerah tersebut memiliki penyebaran Covid-19 terparah di AS. Bahkan Kasus Virus Covid-19 di New York mencapai 15.168 kasus, 114 di antaranya telah merenggut nyawa.

Efek dari lockdowon tersebut yakni pegawai pemerintah maupun swasta yang tidak esensial harus bekerja dari rumah masing-masing. Semua kegiatan di luar ruangan, dilarang. Bisnis-bisnis yang tidak esensial harus tutup. Apabila tetap dibuka, maka siap-siap mendapatkan denda dari pemerintah.

Uniknya, Presiden AS yang juga pengusaha swasta mendukung lockdown yang diambil kedua negara bagian tersebut.

Sumber : Liputan 6 [Gubernur New York Perintahkan Lockdown Akibat Corona COVID-19]

Kita bisa duga, pemerintah kedua negara bagian menerapkan lockdown karena masih banyak pihak swasta yang membandel, menyebabkan terjadinya keramaian, hingga akhirnya penyebaran Covid-19 tak terbendung.

Apakah Indonesia, khususnya Jakarta harus mengambil kebijakan yang serupa? Tentu apabila pihak swasta tak juga menggubris imbauan social distancing, maka penyebaran Covid-19 di Jakarta akan terus meningkat drastis. 

Ketika sudah sangat parah, maka mau tak mau pemerintah akan menerapkan lockdown. Apakah harus dipecut terlebih dahulu biar paham? Atau memang sebenarnya tak ada sifat humanis dari pihak-pihak swasta ini. AS sebagai negara yang sangat kapitalis saja pada akhirnya memberlakukan lockdown di beberapa negara bagiannya demi kemaslahatan rakyat.

Di tengah wabah corona seperti ini kita bisa lihat perbedaan antara pihak yang berideologi kapitalis murni dengan pihak kapitalis yang humanis.

Pihak swasta di Indonesia yang tetap memaksa karyawannya bekerja di kantor, tetap membuka gerai-gerai restorannya, tetap membuka kafe-kafe dan mall, bahkan memotong atau tidak menggaji karyawan yang mengikuti ajakan social distancing saat kondis pandemi seperti ini, adalah kapitalis murni. Kalian hanya mementingkan uang dan keuntungan, tak ingin merugi, dan menganggap pekerja sebagai sapi perah yang dapat dikuras sampai mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun