Industri kecil merupakan sektor yang mempunyai potensi cukup besar dalam peningkatan pendapatan. Demikian pula industri usaha pembuatan tempe yang berada di Kelurahan Ledok Kulon dengan memanfaatkan lahan pekarangan.Â
Prose produksi juga dilaksanakan secara sederhana tanpa menggunakan mesin mesin produksi, tetapi dengan tenaga manusia.Â
Usaha kecil yang ada biasanya mengalami kendala dalam hasil produksi. Usaha kecil juga harus bersaing dengan usaha lain yang berskala besar memiliki modal yang besar dan tenaga teknologi yang canggih dan lebih mudah berkembang dibanding usaha kecil dengan modal yang terbatas.
Industri pembuatantempe merupakan usaha kecil yang mampu menyerap sejumlah tenaga kerja baik yang terkait langsung dalam proses produksi maupun yang terkait dengan perdagangan.Â
Prospek industri tempe sangat baik dimana pertumbuhan permintaan tempe semakin meningkat setiap tahunnya. Industri tempe memiliki peran penting dalam pemerataan kesempatan kerja, kesempatan usaha dan peningkatan pendapatan.
Keberadaan usaha pembuatan tempe di Kelurahan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro, ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Umumnya tempe digunakan untuk lauk pauk dan sebagai makanan tambahan atau jajan.Â
Potensi tempe dalam meningkatkan kesehatan dan harganya relatif murah memberikan alternatif pilihan dalam pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat.Â
Dengan adanya usaha pembuatan tempe dapat memberdayakan masyarakat, karena warga sekitar ikut menjadi pekerja atau pengrajin di usaha pembuatan tempe tersebut. Dengan begitu masyarakat mempunyai pekerjaan, masalah pengangguran semakin menurun jumlahnya.
Pendapatan para pengrajin tempe tergantung dari keuntungan penjualan dan modal yang dikeluarkan. Terkadang penjualan tempe belum mendapatkan keuntungan yang optimal karena harganya yang murah, ditambah lagi dengan kenaikan bahan baku yaitu kedelai.Â
Namun hal semacam ini masih bisa disiasati oleh perajin tempe Kelurahan Ledok Kulon kecamatan bojonegoro. Sehingga mereka masih bisa berproduksi hingga berkembang.Â
Diharapkan dengan berkembangnya usaha pembuatan tempe di kelurahan Ledok Kulon Kecamatan Bojonegoro akan diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk serta jaringan pemasaranyang lebih luas yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan pelaku usaha tempe sehingga diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar pelaku usaha tempe.
Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
Berhubungan dengan tepri weber lokasi industri kecil tempe yang berada di Kelurajan Ledok Kulon Bojonegoro ini sudah baik. Apalagi pada saat pandemi seperti ini produksi tempe meningkat dikarenakan masyarakat sekitar yang jarang berbelanja pasar dan mengandalkan kebutuhan makanan seadanya saja.Â
Dengan lokasinya yang sangat jauh dengan keberadaan pasar menjadikan industri tempe milik salah satu warga diKelurahan Ledok semakin berkembang karena semakin banyaknya kebutuhan bahan makanan sehari-hari.
Pendapatan yang difapat dengan industri tempe ini cukup besar tapi terkadang produksi tempe menjadi sedikit dikarenakan mahalnya bahan baku yaitu kedelai.
Industri tempe milik salah satu warga Kelurahan Ledok Kulon Bojonegoro ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun lebih dan masih mengandalkan dengan tenaga manusia untuk pembuatan penggilinganya masih manual seperti diayuh menganggunakan kaki dan tidak menggunakan mesin. Biasanya pemilik industri tempe ini memasarkan produk tempe tersebut ke pasar dan kewarung-warung yang menyediakan makanan.