Mohon tunggu...
Galih setyo ardi
Galih setyo ardi Mohon Tunggu... Buruh - KARYAWAN

MENCOBA MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Liyangan Cerminan Budaya Masa Lalu

17 Juni 2019   14:43 Diperbarui: 19 Juni 2019   21:54 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan tiba dan seperti biasa saya pulang ke kampung halaman, entah sudah kesekian kali saya menyempatkan waktu untuk melihat situs liyangan. Seperti biasa sesampai disana lamunan saya bertanya-tanya apakah seperti ini bagian sejarah masyarakat nenek moyang saya. Rumah saya berada kira-kira hanya 2 km dari situs liyangan. 

Cerita orang tua dan simbah - simbah selalu bilang kalau leluhur kita adalah orang-orang yang hebat. Hebat dalam artian sesuai parameter dan penilaian budaya negeri kita. Situs liangan menurut para arkeolog merupakan situs komplek pemukiman terlengkap yang telah ditemukan di Indonesia. Dalam situs tersebut dapat ditemukan bangunan perumahan penduduk, bangunan candi untuk beribadah, lahan pertanian penduduk, lumbung pangan dan bahkan jalan raya komplek pemukiman masih dapat dinikmati.

Makanya tidak heran ketika sampai dilokasi seolah olah seperti masuk ke lorong waktu dan merasakan kondisi lingkungan pada era mataram kuno. Kondisi yang hampir mirip ketika kita berada di komplek keraton boko di Yogyakarta, imaginasi seakan membawa kita ke masa lalu negeri ini. 

Kelengkapan situs liangan semakin mencerminkan kalau pada masalalu negeri ini adalah negeri yang besar, negeri yang makmur,negeri yang sudah tinggi peradabannya, tatanan masyarakat,sosial dan ekonomi sudah mapan. Negeri kita yang berada di daerah tropis dan jajaran pegunungan berapi menjadikan tanah yang subur dan dapat ditanami sepanjang tahun. Mungkin tantangan pada masa itu adalah banyaknya bencana gunung berapi sehingga masih banyak situs -situs masa kemakmuran negeri ini yang masih terkubur lahar gunung berapi.

Salah satu temuan yang menarik adalah tidak ditemukannya tulang manusia dalam situs tersebut, yang berarti masyarakat yang berada di komplek sudah mengungsi sebelum bencana terjadi dan tidak ada korban jiwa. Inilah hebatnya nenek moyang kita, mereka sudah mengerti mitigasi bencana. Entah bagaimana caranya mereka melakukan mitigasi bencana pada zaman tersebut. 

Di sinilah pentingnya sejarah tidak hanya berhenti pada rangkaian cerita masa lalu. Sejarah hendaknya menjadi cermin agar kita mengetahui kelebihan dan kekurangan kita, kelebihan bangsa kita padamasa lalu tersebut harus kita urai dan kita temukan untuk diterapkan dimasa kini dan akan datang. Bukti hebatnya mitigasi bencana pada masa itu tidak hanya tersirat dalam situs liangan, dalam situs candi candi yang lain yang ditemukan juga tidak pernah ditemukan kerangka manusia korban bencana gunung berapi.

Selain cerminan kehebatan nenek moyang dalam mitigasi bencana, situs liangan juga memberi gambaran tentang ditemukannya lumbung padi. Bahkan arang padi bekas timbunan lahar masih jelas dan utuh. Tata kelola logistik  pangan pada masa itu sudah luar biasa maju, masyarakat negeri ini sudah mengerti pentingnya lumbung. Meskipun daerah tersebut adalah daerah subur dan dapat menanam padi sepanjang tahun namun pentingnya sarana penyimpanan logistik sudah mereka lakukan.

Nilai - nilai kearifan masa lalu tersebut hendaknya kita teruskan dan kembangkan supaya sejarah tidak hanya berhenti pada suatu kisah.

Sejarah tidak berhenti pada slogan jas merah.

Sejarah adalah suatu garis lurus antara masa lalu, masa kini & masa depan.

Sejarah bukan hanya diceritakan, namun juga di kembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun