Mohon tunggu...
Suhendar M. Said
Suhendar M. Said Mohon Tunggu... Administrasi - Blogging, Penikmat Kopi dan Photography.

Blogging, Bike, Run, Civil Servant and Author @birokratmenulis.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Entrepreneur Vs PNS?

20 September 2012   05:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13481125201328881732

Beberapa pekan kemarin telah dilaksanakan ujian kompetensi dasar disejumlah kementerian di Republik ini dalam rangka penerimaan CPNS 2012, seperti yang dapat dibayangkan dan sangat mudah ditebak peserta ujian menjaring  calon pamong ini disesaki ribuan peserta. Gap yang begitu jauh antara jumlah kuota penerimaan CPNS dengan jumlah peserta Ujian kali ini bisa saja menimbulkan masalah dan polemik bagi angkatan kerja produktif di negeri ini. [caption id="attachment_213446" align="aligncenter" width="620" caption="Tes CPNS"][/caption] Begitu membludaknya para sarjanawan dan pengangguran produktif dalam mengikuti tes CPNS ini mengindikasikan jika ekspektasi para pencari kerja di Republik ini memang begitu tinggi dan saya pun tak perlu heran dan menganggap hal ini biasa-biasa saja dan bukan menjadi sebuah fenomena. Merubah Paradigma  dan mindset seorang mahasiswa Entah ada yang salah atau kurang tepat dalam memberikan pendidikan kepada anak dari orang tua dan seorang guru/dosen terhadap siswa dan mahasiswanya. Mindset yang begitu kuat dan cukup mengakar menjadikan pilihan PNS tetap menjadi tahta tertinggi dalam menempatkan posisi berkarir dalam diri seseorang. sejak kecil kita tak pernah diajarkan menjadi seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kemandirian, yang selalu didengungkan oleh orang tua dan para dosen disudut perkuliahan sana adalah bagaimana kita bisa menjadi seorang pekerja formal entah menjadi seorang pegawai (PNS), karyawan BUMN, dokter, tentara, dan polisi serta bentuk pekerjaan formal lainnya. ada sedikit pemikiran yang feodalistik dan cukup primitif saya kira dibeberapa kalangan orang tua dalam hal menanamkan ajaran kepada sang anak. kita selalu dituntut menjadi seorang PNS/Karyawan BUMN kelak saat selesai kuliah nanti, mereka beranggapan ada kebanggaan tersendiri yang cukup prestise jika sang anak berhasil menjadi seorang PNS, bahkan yang cukup ekstream kita tak dianggap bekerja bila diluar sektor itu. bahkan ada yang lebih nyeleneh lagi disebuah perkampungan didesa dimana orangtua saya dilahirkan, seseorang yang akan melamar/mempersunting calon pasangannya kemungkinan lamarannya akan diterima cukup besar jika dia berprofesi sebagai PNS. Subhanallah!!! adakah yang bangga jika anaknya menjadi seorang wirausaha? mari menjawab sendiri. dengan jumlah kuota penerimaan CPNS di setiap Kementerian/Lembaga/dan Pemda yang cukup terbatas selayaknya mari kita menggalakkan dan menggelorakan pendidikan Entrepreunership, di setiap kampus  mungkin sekarang lebih bijak untuk merubah arah kiblat/orientasinya dalam membentuk karakter para adik-adik mahasiswa yang mana kelak dia akan merasa bangga menjadi seorang entrepreuner. alhamdulillah di beberapa kampus khususnya di Makassar saya mulai menemukan beberapa kampus yang memang concern untuk membentuk watak dan karakter untuk menjadi seorang entrepreuner, yang dapat menjadi salah satu contoh adalah STIE Nobel, dikampus lain ada Universitas Fajar juga yang mulai merubah arah kiblat pendidikannya. Mengapa PNS? Bagi beberapa kalangan cukup beranggapan bahwa menjadi seorang PNS adalah langkah yang paling safety/aman dalam hidup ini, mendapat gaji/bulan, mudah mendapatkan kredit dari pihak perbankan, ga' perlu bekerja keras layaknya para buruh dan suasana kerja yang mungkin sedikit nyantai dan mungkin masih banyak lagi. sampai hari ini saya masih bertanya-tanya apa yang menjadi daya tarik menjadi seorang PNS? Mulai dengan sistem recruitment yang tak cukup transparan dan kadang dibumbui dengan adanya KKN, dengan jumlah gaji yang limited/bulan, pembagian jobdesk yang sangat absurd ditengah kinerja yang tak dapat terukur secara jelas dan akurat, waktu kerja yang terpola (pergi pagi pulang sore tidak kaya-kaya), belum lagi banyaknya tendensi yang cukup politis dalam bekerja. yaa itulah sekelumit beberapa persoalan yang dihadapi di dunia ke-PNS-an ini yang mungkin belum tertangkap oleh para peserta ujian CPNS. tapi dibalik bobroknya sistem penerimaan CPNS saya pun tidak antipati terhadap profesi yang satu ini. Nasib telah menyandarkan diriku untuk menjadi bagian dari Korps Abdi Negara ini, apa yang saya bahasakan ini adalah satu warna dari beberapa warna pelangi yang ada di lingkunganku, kelak rangkaian beberapa warna itu akan menjadi sebuah pemandangan yang indah di mata orang yang memandanginya, semoga. saya berharap dengan adanya Reformasi Birokrasi yang digalakkan oleh Kemenpan & RB hendaknya sistem yang berjalan didunia aparatur ke-PNS-an berjalan secara transparan, terukur, dan akuntabel demi untuk menepis anggapan negatif yang sudah terbangun di masyarakat setiap kali dibukanya seleksi penerimaan CPNS.  saya pun berharap dan cukup optimis dengan langkah ini.  Buat para calon pamong saya mengucapkan selamat bagi yang lulus yang mungkin dalam kondisi sekarang masih deg-degan menanti pengumuman yang akan dirilis oleh Kemenpan-RB yang bekerja sama dengan media Kompas.com, sekali lagi selamat yaa...!!!!! Salam Suhendar Muhammad Said

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun