Mohon tunggu...
nazwa fadilah
nazwa fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya Mahasiswa Universitas Negri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan

10 Mei 2023   19:13 Diperbarui: 10 Mei 2023   19:21 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika pertambangan, pestisida, dan limbah industri mencemari lingkungan, timbul masalah. Pencemaran merkuri (Hg) dari limbah industri serta kadmium (Cd) dan seng (Zn) dari limbah pertambangan yang dialirkan ke Teluk Minamata di Jepang pada tahun 1940-an dan 1950-an merupakan salah satu contoh yang sering digunakan untuk menggambarkan hal tersebut. 

Penyakit itai-itai dan minamata menjangkiti penduduk setempat. Karena modernisasi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memudahkan manusia untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian untuk mencapai tujuannya.

Modernisasi yang identik dengan pembangunan yang berorientasi pada pembangunan tidak dapat dipisahkan dari sejumlah kelemahan, terutama berkontribusi pada isu degradasi ekologis, marginalisasi atau kemiskinan, isu sosial, dan isu lainnya. 

Kapitalis dan tiran memandang alam sebagai sumber daya tak terbatas yang digunakan sepenuhnya untuk kebaikan manusia. Selain untuk dieksploitasi, alam juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga daya dukung dan daya tampung lingkungannya sangat terbatas.[1]

Di sisi lain, para aktivis lingkungan percaya bahwa modernitas setara dengan kelaparan manusia akan alam, terutama mereka yang akrab dengan paradigma deep ecology. 

Kecenderungan modernisasi, yang melibatkan akumulasi modal dan eksploitasi lingkungan, diduga berdampak pada tumbuhnya ketamakan manusia terhadap alam. Ekologi dalam menganggap manusia sebagai bagian dari alam, yang menjelaskan hal ini. 

Aliran ini juga mengadvokasi kesetaraan semua makhluk hidup dan alam. Selain itu, melalui pembinaan keanekaragaman hayati dan budaya, perencanaan desentralisasi dengan berbagai nilai, penerapan pengetahuan konvensional, dan pengelolaan sumber daya dengan teknologi lokal, aliran ini menekankan isu keragaman dan kemampuan beradaptasi.[2]

Karena lingkungan dan sumber daya alam sama-sama memiliki daya dukung yang terbatas, maka pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam yang mengabaikan isu kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak buruk bagi lingkungan itu sendiri. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang mengabaikan kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup akan menimbulkan masalah pembangunan di masa depan.

Pada kenyataannya, para profesional telah lama tertarik dengan gagasan pembangunan berkelanjutan. Meskipun perhatian terhadap keberlanjutan telah dimulai sejak Malthus pada tahun 1798, yang mengkhawatirkan ketersediaan lahan di Inggris karena populasi yang berkembang pesat, istilah keberlanjutan sendiri baru muncul beberapa dekade yang lalu. Dampaknya pun kemudian  dapat dilihat dimana Negara Inggris memiliki perekonomian yang kuat di masa depan hingga sekarang.[3]

Menyatukan kembali bisnis dan lingkungan merupakan langkah kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Proses penggabungan keduanya melibatkan pengembangan paradigma dan pendekatan kebijakan yang terfokus pada kolaborasi dan keterlibatan aktor pembangunan dalam pengelolaan sumber daya secara efisien. Konsep pembangunan berkelanjutan, yang merupakan gagasan pertumbuhan ekonomi yang mempertahankan penggunaan sumber daya alam, serta strategi untuk mengintegrasikan lingkungan ke dalam pembangunan ekonomi, sangat penting jika pembangunan ingin meningkatkan ekonomi tanpa merusak lingkungan secara signifikan.

Kata kunci dalam pengelolaan sumber daya yang berpijak pada dua gagasan tersebut adalah keselarasan dan keseimbangan. prinsip ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan konsep pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi keberhasilan. Mempertimbangkan lingkungan yang berkelanjutan, menjunjung tinggi nilai manajemen yang bertanggung jawab, dan beroperasi dalam prinsip etika ekonomi yang adil.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun