Mohon tunggu...
Nazlah Humaira
Nazlah Humaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesenjangan Pendidikan di Desa dan Kota (Profesi Guru yang Sama namun Dengan Perjuangan yang Berbeda)

20 Juli 2022   16:28 Diperbarui: 20 Juli 2022   16:34 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan ialah salah satu kunci dalam proses kemajuan dari suatu bangsa, dan menjadi hal yang selalu menarik untuk dibahas. Pendidikan di Indonesia terus melalui beberapa pembaharuan dan mengalami juga berbagai macam masalah. Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar juga terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang sedemikian rupa agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dalam dirinya secara aktif dan memiliki pengendalian diri, keterampilan dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan memiliki kekuatan spiritual yang baik juga berkepribadian dan memiliki akhlak yang mulia.

Dengan mengacu pada beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan agar bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara aktif. Baik pendidikan di desa maupun di kota pemerintah sama-sama memberikan peluang tersebut bagi para peserta didik atau siswa yang mau belajar untuk memperoleh pendidikan. 

Pemerintah juga memberikan fasilitas kepada sekolah-sekolah diseluruh Indonesia, namun pemerataannya masih dalam proses agar bisa disama ratakan dengan fasilitas yang ada di sekolah perkotaan. Sehingga sarana dan prasarana yang ada di sekolah desa akan berbeda dengan sarana prasarana yang ada di Kota.

Dalam pendidikan tentunya terdapat orang yang akan mendidiknya, biasa disebut dengan pendidik atau guru. Guru adalah seorang figur maupun profesi yang memiliki peran sangat penting dalam dunia pendidikan. Segala sesuatu yang menyangkut dalam masalah dunia pendidikan, seorang guru tentunya selalu terlibat dalam pembicaraan tersebut. Hal yang paling sering dibicarakan ialah pendidikan formal. 

Selain itu pendidik juga memiliki tugas untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, melakukan penelitian demi kemajuan pendidikan, terutama dilakukan dalam ranah perguruan tinggi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tentunya menjadi bagian kehidupan dari seorang guru, menjadi salah satu sarana pengabdian guru pada pendidikan.

Dengan seluruh manfaat yang diajarkan dari bangku pendidikan, diharapkan manusia dapat lebih adil, makmur dan memiliki adab dalam bermasyarakat. Sejalan dengan hal tersebut ilmu pengetahuan juga menjadi harapan untuk dapat memberikan perluasan pengetahuan dan wawasan. Guru juga dijadikan sebagai akses untuk meratakan pendidikan agar terdapat peningkatan mutu dengan harapan agar bisa terjadi relevansi dengan tata pemerintahan yang baik sehingga mampu mengahadapi berbagai tantangan global sesuai dengan beberapa perubahan baik taraf nasional maupun internasional yang perlu dilakukan pemberdayaan juga peningakatan mutu oleh pendidik secara terarah, dan berkesinambungan.

Dengan banyaknya tanggung jawab juga tugas dari seorang pendidik, terdapat kenyataan yang menyedihkan bahwa jaminan yang dimiliki dari pemerintah tidak sesuai dengan perjuangannya, penghasilan yang didapat tidak sebanding dengan usaha serta pengabdian yang diberikan. Kesejahteraannya tidak merata, terlebih apabila guru tersebut masih honorer maka dapat dipastikan pengahasilannya jauh di angka layak. Dedikasi yang sudah diberikan, berbagai macam perlakuan sudah dikerahkan demi pendidikan bagi para siswanya namun tidak sebanding dengan apa yang didapatkannya.

Masalah penghasilan dan kesejahteraan dari seorang guru ini yang kadang mempengaruhi kinerjanya dalam bekerja. Namun tidak seluruh guru mendapatkan pengahasilan yang tidak sesuai, beberapa diantaranya juga mendapatkan haknya dengan baik, pengahasilan yang layak, serta berbagai jaminan yang diberikan baginya, sehingga dapat dipastikan kinerjanya dalam mengajar pun akan lebih baik dibandingkan dengan guru yang memiliki masalah dalam hal penghasilannya sebagai seorang guru. Karena guru akan terpecah fokusnya, terkait masalah ekonomi yang dihadapinya juga fokusnya untuk mengajar para siswa disekolah. Dengan begitu masalah kesejahteraan dan penghasilan ini dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap seorang guru.  

Dengan kurangnya penghargaan terhadap para guru membuat beberapa diantaranya merasa kurang bangga, bahkan tidak bangga dengan predikat dirinya sebagai seorang guru. Karena secara ekonomi yang tergolong kecil sehingga banyak generasi muda yang tidak mau menjadi guru, padahal profesi ini sangat dibutuhkan dari tahun ke tahun, melihat banyaknya generasi muda yang tidak mau menjadi guru, hal ini sangat disayangkan karena apabila tenaga pendidik kurang maka akan menjadikan mutu dari pendidikan sendiri semakin berkurang.

Apabila opini dan pemikiran ini terus berkembang dimasyarakat, maka akan menjadikan generasi selanjutnya atau generasi yang akan datang, seseorang yang menjadi guru ialah orang-orang yang kurang kompeten tentu orang yang kompeten, cerdas dan realistis akan lebih memilih profesi lain yang lebih menjamin kehidupannya, banyak kasus sarjana pendidikan yang banting setir menekuni berbagai macam keahlian demi bisa mendapatkan profesi yang sesuai dengan keinginannya selain menjadi seorang guru. Mereka mengerahkan berbagai macam keahliannya seperti desain grafis, maupun content creator, apapun yang akan menghasilkan penghasilan dan penghargaan lebih baik dari profesi guru maka akan dilakukannya. .

Sesuai dengan judul yang diangkat yaitu Kesenjangan Pendidikan di Desa dan Kota,  Profesi yang sama namun dengan perjuangan yang berbeda. Hal ini tentunya sangat dirasakan oleh para guru dipedalaman daerah yang kinerjanya harus berkali-kali lipat apabila dibandingkan dengan para guru diperkotaan. Mereka yang memiliki tugas di daerah terdalam, terluar akan lebih sulit dalam proses pembelajaran. Kesulitan ini bisa terjadi karena kurangnya alat bantu untuk belajar, kurangnya akses internet hingga akomodasi menuju sekolah. Banyak hal yang tentunya belum disesuaikan dengan kondisi sekolah diperkotaan. Pemerataan yang konon sudah digadang-gadangkan, hingga kini masih saja dalam proses. Selain akses menuju sekolah, terkadang kondisi dari sekolahnya pun memprihatinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun